Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

KLBF Siapkan Capex 2024 Hingga Rp1 Triliun, Gimana Prospeknya?

19 Jan 2024, 10:17 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana akan menggelontorkan dana untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun 2024 sekitar Rp700 miliar sampai Rp 1 triliun. Capex akan digunakan untuk menunjang operasional perusahaan.

Jumlah capex tersebut belum final dan sifatnya masih bisa berubah. Namun demikian, secara historis anggaran capex KLBF memang berkisar di angka tersebut. Hal ini disebutkan dalam Public Expose Live 2023.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per kuartal III/2023, pendapatan KLBF tumbuh moderat 6,51% YoY menjadi Rp22,56 triliun. Sementara itu, laba bersihnya turun 16,93% YoY menjadi Rp2,06 triliun. 

Penurunan disebabkan oleh transisi pasca pandemi Covid-19 yang mungkin membuat biaya produksi meningkat karena kenaikan harga bahan baku, serta menambah biaya tambahan seperti penyimpanan efek fluktuasi permintaan. Sehingga perseroan mengalami lonjakan dari sisi beban mereka. Misalnya, beban pokok penjualan +9,69% YoY, beban usaha +9,70% YoY, dan beban keuangan +120% YoY.

Selain itu, terjadi perubahan pola belanja masyarakat selepas pandemi yang mengarah pada aktivitas yang bersifat leisure. Penyesuaian ini tentunya berdampak pada kinerja perseroan. Dengan demikian, KLBF merevisi target pertumbuhan penjualan bersih sepanjang 2023 menjadi 5-7% seperti yang diinformasikan oleh Insight Kontan. Sebelumnya, pertumbuhan diproyeksikan mencapai dua digit pada 2023.

Potensi Kinerja 2024

Manajemen optimis bisa membukukan kinerja yang lebih baik pada 2024 karena kondisi diharapkan lebih kondusif, terutama untuk lini produk kesehatan.

Apalagi KLBF sebagai perusahaan farmasi kesehatan akan diuntungkan dari UU Kesehatan yang baru disahkan. 

Secara keseluruhan, UU Kesehatan yang baru bisa menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi perusahaan farmasi untuk berkembang, baik di pasar domestik maupun internasional, dengan memperkenalkan regulasi yang lebih mendukung, insentif untuk inovasi, dan pembukaan peluang baru melalui kerja sama dengan pemerintah dan ekspansi pasar.

Adapun sentimen dari potensi penurunan suku bunga AS di tahun ini. Sebab ketika suku bunga AS turun, biasanya dolar AS akan melemah. Sehingga dapat berdampak positif pada perusahaan yang banyak melakukan impor seperti KLBF. Hal ini dikarenakan biaya impor dan bahan baku menjadi semakin murah yang bisa mendorong margin.

Dalam jangka panjang, KLBF yakin sektor farmasi masih cukup menarik karena orang-orang akan semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Untuk itu, KLBF berencana fokus pada pemulihan penjualan produk utamanya dan lebih aktif mengembangkan produk-produk baru, seperti obat untuk kanker, pencegahan penyakit, dan produk yang harganya terjangkau bagi banyak orang.

KLBF juga akan terus memperhatikan cara mengelola pasokan dan stok barang, memilih produk-produk yang dijual, dan menjaga agar biaya operasional tidak terlalu tinggi. 

Pada Oktober 2023, lewat salah satu anak perusahaannya, Kalbe-Genexine Biologics (KGbio), KLBF telah meluncurkan obat anemia baru bernama Efepoetin Alfa (EFESA). Rencananya, obat ini akan dijual ke negara-negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. Untuk mencapai target ini, perusahaan akan meningkatkan kapasitas peralatan produksi EFESA yang diharapkan bisa mulai digunakan tahun ini.

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.


Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Gaji Dipotong Tapera, Apa dan Gimana Dampaknya?

30 Mei 2024, 13:05 WIB
article
ArtikelInsight

BBRI Masih Nyaman di Level 4000-an, Apa yang Mesti Dilakukan Holder?

29 Apr 2024, 14:20 WIB
article
ArtikelInsight

Harga Nikel Cetak Rekor, Sahamnya Menyala

22 Apr 2024, 16:23 WIB
article
ArtikelInsight

Rupiah Ambruk ke Level Terendah Empat Tahun, Begini Korelasinya ke IHSG Secara Historis

17 Apr 2024, 11:51 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi