Siap-Siap Window Dressing! Begini Pergerakan Saham Big Bank Selama Bulan Desember

Istilah window dressing akan sering kita dengar menjelang akhir tahun. Window dressing sendiri adalah aksi dari para manajer investasi dalam “mempercantik” portofolio mereka di akhir tahun. Caranya dengan menjual saham yang rugi dan kemudian dananya dipakai untuk beli saham potensial di akhir tahun. Efeknya, market akan cenderung menguat.

Nah, selama 10 tahun terakhir (2013-2022), probabilitas IHSG naik pada bulan Desember mencapai 90% dengan rata-rata kenaikan 2,59%. Artinya, hanya satu kali IHSG ditutup merah, yaitu pada Desember 2022 turun 3,26%.

Lalu, bagaimana dengan banking big caps seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI yang notabene-nya disukai oleh investor besar seperti manajer investasi? 

BBCA

Kemungkinan BBCA mengalami penguatan pada bulan Desember mencapai 70% selama 10 tahun terakhir. Adapun rata-rata kenaikannya sebesar 3,08%, sekaligus menjadi kenaikan terbesar kedua setelah bulan Juli sebesar 3,96%.

Hingga September 2023, pendapatan bunga bersih BBCA melesat 21,3% menjadi Rp55,9 triliun. Laba bersihnya juga naik 25,8% menjadi Rp36,4 triliun. Pertumbuhan kinerja BBCA disebabkan oleh pertumbuhan volume kredit di semua segmen, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Baca juga: Banking 101: Pemahaman dan Cara Analisisnya

BBRI

Selanjutnya ada BBRI yang probabilitas kenaikannya pada bulan Desember mencapai 80% dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,52%. Angka ini merupakan kenaikan terbesar ketiga setelah bulan Februari 6,18% dan bulan Januari 3,55%. Kenaikan awal tahun seperti ini biasanya dipengaruhi oleh January effect.

Hingga September 2023, pendapatan bunga bersih perusahaan naik 4,86% menjadi Rp101,20 triliun. Sedangkan laba bersih naik lebih besar 12,47% menjadi Rp44,21 triliun. Pendapatan bunga bersih tumbuh terbatas akibat beban bunga yang melambung 63,76% menjadi Rp30,70 triliun.

Baca juga: Daftar Emiten Milik Prajogo Pangestu, Mana Sahamnya yang Paling Menarik?

BMRI

Selama 10 tahun terakhir probabilitas BMRI naik di bulan Desember sebesar 70%. Kenaikan rata-ratanya sebesar 3,65%, kenaikan tertinggi kedua setelah bulan Oktober 7,56%.

Perusahaan mencetak pertumbuhan pendapatan bunga bersih 12,3% menjadi Rp71,86 triliun per September 2023. Laba bersih turut tumbuh 27,4% menjadi Rp39,06 triliun. Pertumbuhan kinerja didukung oleh pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 12,5% menjadi Rp1.280 triliun.

Baca juga: Pemilu Semakin Dekat, Apa Saja Saham yang Berpotensi Diuntungkan?

BBNI

Di sisi lain probabilitas BBNI naik di bulan Desember sebesar 70%. Adapun kenaikan rata-rata harga sahamnya sebesar 3,47%, tertinggi keempat setelah kenaikan pada bulan Oktober 8,88%, Februari 2,90%, dan Agustus 3,61%.

Pendapatan bunga bersih BBNI naik tipis 3,1% menjadi Rp31,13 triliun. Sedangkan laba bersih perseroan naik 15% menjadi Rp15,75 triliun. Peningkatan profitabilitas BBNI ditopang dengan penyaluran kredit yang masih ekspansif naik 7,8% mencapai Rp671,37 triliun.

Baca juga: Punya Saham Bank? Ini Deretan Indikator yang Wajib Dipantau

Berdasarkan data di atas, saham big bank yang memiliki probabilitas naik lebih besar pada bulan Desember adalah BBRI. Dalam 10 tahun terakhir, BBRI hanya merah dua kali pada Desember 2022 dan 2013, sehingga kemungkinan naiknya 80%. 

Namun, berdasarkan kenaikan rata-rata pada bulan Desember, BMRI adalah yang paling tinggi, yaitu sebesar 3,65%.

Pertanyaannya, mana saham big bank yang saat ini paling menarik? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.