ASII Catat Kinerja Keuangan Solid per September, Secara Kuartalan Justru Menurun

Per kuartal III/2023, pendapatan PT Astra International Tbk (ASII) naik 8,8% YoY menjadi Rp240,91 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp221,35 triliun. Hal ini sejalan dengan laba bersih yang juga tumbuh 17,2% YoY menjadi Rp25,69 triliun dari sebelumnya Rp23,33 triliun.

Sedangkan jika tanpa penyesuaian nilai wajar investasi di GOTO dan Hermina, laba inti ASII naik 17% YoY mencapai Rp26,1 triliun.

Kinerja pendapatan ASII ditopang oleh penjualan barang yang naik 5,20% YoY menjadi Rp166,31 triliun. Sebagai kontributor utama, segmen otomotif tumbuh 13% YoY menjadi Rp99,16 triliun. Volume penjualan roda empat (4W) meningkat tipis 1,9% YoY menjadi 421.000 unit. Sedangkan volume penjualan roda dua (2W) naik solid 39% YoY menjadi 3,7 juta unit.

Dengan demikian, masing-masing pangsa pasar tumbuh menjadi 55,8% (vs 54,5% di 9M22) untuk 4W dan 78,7% (vs 75% di 9M22) untuk 2W.

Di sisi lain pendapatan jasa dan sewa naik 19,93% YoY menjadi Rp52,80 triliun (+19,93% YoY) dan jasa keuangan naik 13,26% YoY menjadi Rp21,78 triliun.

Margin keseluruhan cukup baik sepanjang tahun, di mana margin EBIT pada 9M23 sebesar 13,4% (vs 13,9% di 9M22). Dalam hal ini, ada peningkatan dari segmen otomotif (EBIT segmental 9M23: Rp2,5 triliun, naik 44% YoY). 

Hal tersebut menunjukkan bahwa rumor mengenai produk kendaraan 2W yang memiliki suku cadang cacat tidak berdampak signifikan terhadap kinerja segmen tersebut. 

Namun, yang perlu digaris bawahi adalah kinerja ASII secara kuartalan mengalami pelemahan. Pendapatan turun 1,1% QoQ dan laba bersih turun 5,6% QoQ. Pelemahan terseret oleh segmen pertambangan akibat berlanjutnya tren penurunan harga batu bara dari harga tertinggi tahun lalu. 

Segmen HE, mining, and construction turun 14,4% QoQ. Di antaranya ada PT United Tractors Tbk (UNTR) yang laba bersihnya pada kuartal III/2023 turun 30% QoQ menjadi Rp2,5 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan batu bara dan ASP.

Bagaimana dengan kondisi neraca keuangannya?

Pada periode ini, ASII mencatatkan peningkatan pada asetnya sebesar 7,02% YoY menjadi Rp442,97 triliun. Adapun utangnya juga naik 20,71% YoY mencapai Rp204 triliun dengan modal atau ekuitas menurun 2,05% YoY menjadi Rp238,96 triliun. Meski begitu, ekuitasnya masih positif karena lebih besar dibandingkan utang yang harus dibayar.

Dengan demikian rasio debt to equity (DER) ASII ada di 0,30x dan debt to asset (DAR) ada di 0,16x.

Saat ini valuasi saham ASII cukup terdiskon di 7,53x yang berada di bawah minus 1 standar deviasi 5 tahun.

Lantas, apakah sahamnya cukup menarik untuk buy saat ini? Bagaimana strateginya agar profit semakin optimal? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.