Kinerja INDF Diwarnai Banyak Sentimen, Bakal Tumbuh atau Turun di 2023?
https://emtrade.id/blog/11988/kinerja-indf-diwarnai-banyak-sentimen-bakal-tumbuh-atau-turun-di-2023
Sepanjang tahun 2023, pendorong utama kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) diperkirakan berasal dari PT Indofood CBP Tbk (ICBP). Sebagai emiten consumer goods, harga bahan baku menjadi salah satu faktor penentu kinerja keuangan perseroan. Dalam hal ini, gandum menjadi bahan utama dalam produksi mie instan, yang kontribusi ke pendapatan ICBP diperkirakan mencapai 74,7% pada 2023.
Adapun tren penurunan harga gandum akan membawa dampak positif pada bisnis utama INDF. Secara tahunan, harga gandum sudah turun sebanyak 32,19% menjadi US$575,95 per bushel. Ini terjadi setelah sebelumnya harga gandum naik pada bulan Juni-Juli menjadi US$ 760 per bushel akibat ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi perjanjian inisiatif gandum.
Dengan penurunan harga bahan baku, margin laba kotor (EBIT) INDF tahun 2023 bisa mencapai 21,7%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 20,6%, sekaligus menjadi margin laba tertinggi di antara semua bisnis INDF.
Selain itu, bisnis utama INDF berpotensi mendapatkan manfaat positif dari kampanye pemilihan umum. Sebab biasanya penjualan pada dua kuartal sebelum pemilihan umum tumbuh secara signifikan. Contohnya seperti pada tahun 2019 yang tumbuh sekitar 11.8% YoY, dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata selama tiga tahun sebelumnya yang hanya sekitar 5.9%.
Kemudian pada semester II/2023, kinerja INDF akan dipengaruhi oleh kombinasi hasil dari segmen Agribisnis dan Bogasari. Agribisnis berpotensi tumbuh di paruh kedua tahun 2023, terutama karena pengaruh El-nino yang dimulai pada pertengahan tahun 2023 dan diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun 2024. Hal ini berpotensi mengganggu pasokan dan meningkatkan harga.
Harga minyak kelapa sawit (CPO) sudah naik sekitar +12.6% (Oktober 2023: MYR 3,666 per metrik ton) dari titik terendahnya pada Juni 2023 (MYR 3,255 per metrik ton). Adapun analis memperkirakan rata-rata harga CPO pada tahun 2023 bisa mencapai MYR 4,000 per metrik ton.
Sedangkan untuk segmen Bogasari, kinerjanya diproyeksikan akan melemah pada semester kedua 2023. Ini disebabkan oleh potensi penurunan rata-rata harga jual (average selling price/ASP) yang mengikuti penurunan harga gandum sebagai bahan baku utama Bogasari.
Perlu diperhatikan bahwa Bogasari telah menurunkan harga jualnya sebesar 6.8% pada semester I/2023 dan kembali menurunkan sebesar 2% pada bulan Juli 2023.
Dengan kondisi kinerja seperti ini, maka pendapatan dan laba inti INDF untuk tahun 2023 diperkirakan masing-masing dapat mencapai Rp114.8 triliun (+3,6% YoY) dan Rp9.5 triliun (+4,6% YoY).
Saat ini INDF memiliki valuasi price to earnings ratio (PER) sekitar 5.4x laba yang diharapkan tahun 2024 (FY24F). Ini adalah angka yang lebih rendah daripada rata-rata PER perusahaan sejenis, yaitu sekitar 17.4x laba yang diharapkan tahun 2024 (FY24F). Juga, nilai PE ini adalah yang terendah di antara perusahaan consumer staples.
Source: SSI Research
Downside risk:
Pelemahan nilai kurs rupiah
Kenaikan harga bahan baku
Kapan saham INDF menarik untuk buy? Bagaimana strateginya? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/11988/kinerja-indf-diwarnai-banyak-sentimen-bakal-tumbuh-atau-turun-di-2023
Laba Bersih ICBP Terkoreksi Efek Pembengkakan Beban Keuangan
Performa Keuangan ASII di Kuartal I/2024 Menurun, Ini Penyebabnya
Performa Keuangan UNVR Membaik, Gimana Efek Penarikan Es Krim?
BBRI Cetak Laba Bersih Naik Tipis 2,7% Jadi Rp15,6 Triliun
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial