Deretan Saham yang Untung dan Buntung Saat Harga Minyak Naik

Harga minyak global lanjut reli setelah menyentuh level tertinggi sepanjang 2023 di US$90,65 per barel untuk minyak brent pada Jumat lalu (8/9). Harga minyak mentah brent kembali naik sebesar 0,34%, mencapai US$94,02 per barel pada hari ini (15/9). Sementara itu minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 0,57%, mencapai US$90,67 per barel.

Sumber: CNBC Indonesia

Adapun pada sesi perdagangan hari Kamis (14/9), masing-masing menguat 1,98% dan 1,85% menjadi US$93,7 per barel dan US$90,16 per barel. Harga penutupan mencapai puncak tertinggi tahun ini karena dipengaruhi oleh ekspektasi pasar akan penurunan pasokan yang melebihi kekhawatiran terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan stok minyak mentah AS.

Selain itu kenaikan harga minyak sejalan dengan kelanjutan pengurangan produksi minyak mentah dari Arab Saudi dan Rusia, yaitu masing-masing sebesar 1 juta barel per hari dan 300 ribu barel per hari hingga akhir tahun 2023. 

Pada hari Rabu (13/9), Badan Energi Internasional mengumumkan bahwa penurunan produksi minyak yang berkelanjutan dari Arab Saudi dan Rusia akan menghasilkan defisit pasar yang berlangsung hingga kuartal keempat. Sebelumnya, harga minyak sempat mengalami pelemahan karena laporan persediaan AS yang bearish sebelum akhirnya kembali naik.

Jika kita perhatikan gambar grafik di atas, penguatan signifikan pada harga minyak baru terjadi pada akhir bulan Juni lalu. Dari Januari - Juni harga minyak masih cenderung stagnan. Sehingga kemungkinan dampak penguatan ke kinerja keuangan perusahaan baru akan tercermin pada kuartal III/2023. 

Pertanyaannya, saham mana aja yang untung dan buntung? Berikut ulasannya.

Saham yang Diuntungkan

Pengaruh positif sentimen ini tentu tidak bisa lepas terutama pada saham produsen minyak. Sebab peningkatan harga minyak mentah global memiliki potensi untuk meningkatkan rata-rata harga jual (average selling price/ASP). Hal ini pada akhirnya akan mendorong profitabilitas bagi perusahaan yang memproduksi minyak. 

Selain itu, kenaikan harga tersebut juga berpotensi memberikan insentif bagi produsen untuk meningkatkan produksi. Sehingga emiten jasa pertambangan dan transportasi minyak akan turut merasakan dampak positifnya. 

Kinerja saham yang terkait:

*Kinerja keuangan kuartal II/2023

*Perubahan harga saham per 15 September 2023 11:00 WIB

Pada kuartal II/2023 kinerja perusahaan masih bersifat mixed, sedangkan pergerakan harga sahamnya secara keseluruhan naik positif merespons kenaikan harga minyak yang membuat sikap pelaku pasar optimis dengan kinerja perusahaan.

Baca juga: 5 Saham BUMN dengan Yield Dividen Terbesar

Saham yang Dirugikan

Ketika harga minyak melambung, saham yang paling mungkin terkena dampak negatif adalah saham-saham dari sektor transportasi. Perusahaan yang beroperasi dalam sektor ini, terutama maskapai penerbangan dan ekspedisi, memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap kenaikan harga minyak. 

Soalnya, hal tersebut bisa mengakibatkan peningkatan biaya operasional. yang mungkin dapat menurunkan profitabilitas. Di sisi lain maskapai penerbangan dapat terpaksa menaikkan harga tiket demi menutupi lonjakan biaya operasional, sehingga berpotensi mengurangi minat dari pelanggan.

Selain itu sektor manufaktur dan consumer good berpotensi akan dirugikan dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Hal ini terkait naiknya harga atau ongkos produksi. Di sisi lain, daya beli masyarakat juga ikut menurun.

Apalagi jika harganya lanjut naik terus, maka dapat mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi. Contohnya inflasi bulan Agustus AS yang tercatat 3,7% didorong oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan kontribusi lebih dari separuh kenaikan. Otomatis, daya beli bisa semakin tertekan dan masyarakat akhirnya mengurangi intensitas belanja mereka. 

Namun, saat ini prospek consumer goods akan diimbangi dengan sentimen dari adanya pemilu yang bisa mendorong orang untuk berbelanja lebih banyak. 

Kinerja saham yang terkait:

*Kinerja keuangan kuartal II/2023

*Perubahan harga saham per 15 September 2023 11:10 WIB

Pada kuartal II/2023 kinerja perusahaan masih bersifat mixed, mengikuti sentimen jangka pendek seperti musim haji untuk GIAA dan ICBP yang mencatatkan lonjakan pendapatan keuangan dan bagian atas hasil bersih entitas asosiasi secara tahunan. Sementara itu pergerakan harga sahamnya secara keseluruhan cenderung menurun.

Baca juga: Mau Sukses di Pasar Saham? Harus Siap Komitmen dengan 2 Hal Ini!

Lalu, saham apa yang potensial saat ini dan bagaimana strategi tradingnya? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.