Efek Beban Membengkak, TOWR Alami Penurunan Laba Bersih 7,8%
https://emtrade.id/blog/11676/efek-beban-membengkak-towr-alami-penurunan-laba-bersih-78
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang semester I/2023 sebesar 7,8% menjadi Rp1,55 triliun dari periode sama tahun lalu Rp1,69 triliun. Koreksi terjadi di kala pendapatan perseroan tumbuh 8,7% menjadi Rp5,77 triliun dari Rp5,31 triliun.
Pendapatan sewa, jasa dan lainnya dari pihak ketiga tumbuh 8,77% menjadi Rp5,70 triliun. Sementara itu pendapatan sewa, jasa, dan lainnya dari pihak berelasi juga tumbuh 10,72% menjadi Rp73,85 miliar. Di mana, segmen FTTT (Fiber-To-The-Tower) menopang dengan perolehan pendapatan yang naik 92,9%.
Namun, beberapa pos beban mengalami peningkatan seperti beban pokok pendapatan +13%, beban pokok pendapatan lainnya +16,55%, beban keuangan +23%, beban penjualan dan pemasaran +44%, beban umum dan administrasi +9,30%, beban pajak final +15,12%, dan beban pajak penghasilan +38,20%.
Selain itu penghasilan keuangan turun 6,21% menjadi Rp12,74 miliar. Sehingga laba bersih pun semakin tergerus.
Dari sisi operasional, jumlah menara TOWR naik 1,8% mencapai 29.792 unit dengan jumlah tenant 53.771 atau berkurang 1,7%) sehingga tenancy ratio turun menjadi 1,8x (vs. 1H22: 1,87x). Sedangkan fiber optic bertambah 80,9% menjadi 77.193 km.

Bagaimana kondisi neraca keuangannya?
Sepanjang semester I/2023 aset milik TOWR meningkat 1,15% menjadi Rp66,38 triliun. Di sisi lain liabilitas bertambah tipis 0,09% menjadi Rp51,23 triliun dengan ekuitas yang juga bertambah 4,94% menjadi Rp15,14 triliun. Hal ini menunjukkan ekuitas TOWR negatif karena utang lebih besar dibandingkan modal perusahaan.
Dengan demikian rasio debt to equity (DER) di 2,83x dan debt to asset (DAR) di 0,64x.
Saat ini saham TOWR diperdagangkan dengan valuasi EV/EBITDA 9,5x. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri 10,3x, TOWR masih cukup terdiskon.
Kinerja keuangan TOWR di semester I/2023 sedikit di bawah perkiraan pasar. Namun, Emtrade memberikan rekomendasi perform karena pendapatan operasional masih mampu tumbuh. Segmen FTTT diproyeksikan menjadi pendorong pendapatan TOWR ke depannya di tengah meningkatnya permintaan fiber. Selain itu, valuasi yang masih relatif murah menjadi semakin menarik.
Downside risk:
Kurs mata uang USD/IDR
Rasio leverage yang tinggi
Konsolidasi IOH (Indosat Ooredoo Hutchison)
Mau tahu strategi trading saham TOWR supaya profit makin maksimal? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/11676/efek-beban-membengkak-towr-alami-penurunan-laba-bersih-78
BRIS Catat Laba Bersih Tumbuh 32%, Namun NIM Melemah
ACES Mampu Catat Kenaikan SSSG 10% Meski Boom Sale Berakhir
Laba Bersih PTBA Turun 55% di Semester I/2023, Tapi Naik 43% Secara Kuartalan
Laba Bersih Naik 18%, Likuiditas BBRI Juga Semakin Solid
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial