Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Sektor Properti Bakal Potensial di Semester II/2023? Ketahui Ini Dulu!

20 Jul 2023, 14:56 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Sepanjang tahun ini suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih ditahan di 5,75%. Suku bunga yang mulai direm ini memberikan katalis positif pada sektor properti di paruh pertama tahun 2023. Sebab dengan begitu suku bunga KPR ikut terjaga dan pada akhirnya bisa menarik minat masyarakat. 


Secara year-to-date, IDXPROPERT tercatat naik hampir 7%. Pergerakan saham properti big caps pun terpantau masih hijau sejak awal tahun:

  • BSDE +25%

  • CTRA +17,55%

  • SMRA +13,22%

  • PWON +8,77%


Berikut adalah kinerja keuangan saham properti di kuartal I/2023:



Berdasarkan data di atas, hanya CTRA yang mengalami kontraksi tipis pada kinerjanya. Meski begitu, marketing sales CTRA sepanjang semester I/2023 berhasil tumbuh 27% secara tahunan menjadi Rp5,1 triliun. Raihan tersebut juga sudah memenuhi 57% target perseroan di tahun 2023 sebesar Rp8,9 triliun.


Marketing sales ini menjadi satu faktor yang perlu dipertimbangkan saat menilai sektor properti. Sebab semakin tinggi akan semakin berpengaruh positif terhadap pendapatan yang bisa meningkat. Berikut adalah data marketing sales semester I/2023:



Memasuki semester II/2023, kira-kira bagaimana ya potensi saham properti?

Potensi Saham Properti di Semester II/2023


Tingkat suku bunga KPR kini lebih kondusif dibandingkan pada saat periode suku bunga naik. Per kuartal I/2023 suku bunga KPR turun ke 7,74% dari sebelumnya 7,98% di kuartal IV/2022. Ini merupakan efek dari suku bunga BI yang mulai terbatas sehingga dapat menambah minat masyarakat dalam mengajukan KPR.


Hal tersebut terbukti melalui survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis oleh BI menunjukkan bahwa responden rumah tangga berencana menambah kebutuhan pembiayaan. 


Salah satu jenis pembiayaan yang diajukan responden adalah KPR. Dari total responden survei tersebut, sebanyak 15,8% berencana menambah pembiayaan KPR. Jumlah ini naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 12% saja. Sehingga ada potensi permintaan terhadap KPR meningkat selama periode Juli - September 2023. 


Adapun inflasi yang melandai dapat menjadi katalis positif bagi sektor properti. Seperti diketahui, inflasi bulan Juni 2023 melanjutkan tren penurunan di mana tercatat 3,5%, turun dari 4% pada bulan Mei 2023.  Dengan inflasi yang semakin menurun, daya beli masyarakat akan meningkat. Ketika daya beli meningkat, pastinya masyarakat sebagai konsumen menjadi lebih percaya diri dalam membeli properti.


Walaupun sebenarnya indeks keyakinan konsumen (IKK) bulan Juni 2023 turun tipis menjadi 127,1 dari sebelumnya 128,3 pada Mei 2023, angka tersebut tetap berada dalam zona optimis (>100). Terjaganya optimisme konsumen pada Juni 2023 didorong oleh  kuatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).


Dengan IKK yang masih optimis dapat berdampak kepada optimisme belanja masyarakat. Ditambah Indonesia sudah bebas Covid-19, sehingga bisa membuat mall semakin ramai dan emiten properti berpotensi mendapatkan recurring income atau pendapatan berulang dari tenant mall.


Recurring income emiten properti per kuartal I/2023:

  • CTRA Rp485,15 miliar (+10% YoY)

  • BSDE Rp411,28 miliar (+1,51% YoY)

  • SMRA Rp588,46 miliar (+30,18% YoY)

  • PWON Rp1,08 triliun (+28,7% YoY)


Namun, yang perlu diperhatikan adalah suku bunga BI yang masih tinggi meskipun inflasi mulai melandai masih membayangi sektor properti. Sebagaimana diketahui, selama 6 bulan berturut-turut suku bunga BI ditahan di level 5,75%. Itu berarti sudah naik 2,25% sejak pertama kali naik pasca pandemi di Agustus 2022 3,75%.


Di sisi lain menurut pandangan BI, The Fed masih akan menaikkan suku bunga pada Juli dan Agustus 2023 karena inflasi masih cenderung tinggi dan pasar tenaga kerja relatif ketat. Untuk diketahui, The Fed menahan suku bunga di 5,0%-5,25% pada bulan Juni lalu. Itu berarti spread antara suku bunga The Fed dan BI hanya 0,25%. Sehingga ada kemungkinan BI akan menyesuaikan dan menaikkan suku bunga agar spread terjaga.


Potensi suku bunga BI yang masih akan naik otomatis membuat KPR menjadi semakin mahal. Hal ini tentunya menjadi katalis negatif bagi sektor properti.


Lantas, saham properti mana yang saat ini potensial? Bagaimana strateginya? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi