Beban Menyusut, TPIA Balikkan Rugi Jadi Laba US$8,57 Juta
https://emtrade.id/blog/11358/beban-menyusut-tpia-balikkan-rugi-jadi-laba-us857-juta
Setelah sebelumnya rugi US$11,23 juta ditanggung pada kuartal I/2022, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil membalikkan kondisi menjadi laba bersih US$8,57 juta sepanjang kuartal pertama 2023.
Kinerja bottom line yang positif ini justru diraih saat top line TPIA mengalami koreksi. Pendapatannya turun 25,88% menjadi US$502,31 juta dari periode sama tahun lalu US$677,74 juta. Penurunan disebabkan oleh gangguan supply dan demand eksternal yang kemudian menyebabkan penurunan volume penjualan.
Namun, beban pokok pendapatan menyusut sebesar 28,15% menjadi US$468,96 juta dari sebelumnya US$652,72 juta. Alhasil, laba kotor tumbuh positif sebesar 33,29% menjadi US$33,35 juta. Maka gross profit margin (GPM)-nya 6,64%, naik dari periode sama tahun lalu hanya 3,69%. Artinya, kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi meningkat.
Dalam hal ini, penurunan tersebut terjadi karena harga rata-rata bahan baku yang lebih rendah. Pada kuartal I/2023, harga Nafta mencapai US$651 per ton dibandingkan dengan rata-rata harga US$856 per ton pada kuartal I/2022.
Hal ini disebabkan oleh penurunan harga minyak mentah Brent sebesar 17% menjadi rata-rata US$82 per barel dibandingkan dengan rata-rata harga US$ 99 per barel pada kuartal I/2022.
Adapun penopang capaian laba bersih yang positif lainnya datang dari keuntungan atas instrumen keuangan derivatif naik 165,25% menjadi US$939 ribu dari US$354 ribu. Adapun bagian laba dari entitas asosiasi US$493 ribu di mana periode sebelumnya TPIA tidak memperoleh keuntungan ini. Tidak hanya itu, keuntungan lain-lain juga tumbuh 810,43% menjadi US$35,26 juta.
Saat ini TPIA tengah melanjutkan rencana ekspansinya. Salah satunya adalah mengembangkan pabrik chlor-akali. Pabrik ini memiliki skala global dan ditujukan untuk melayani industri hilir Indonesia yang terus berkembang, dengan fokus pada rantai nilai Kendaraan Listrik (EV).
Nantinya lebih dari 400.000 metrik ton per tahun caustic soda dan 500.000 metrik ton per tahun ethylene dichloride (EDC) akan diproduksi melalui pabrik tersebut. Keduanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan Asia Tenggara secara keseluruhan yang terus meningkat.
Dengan ekspansi tersebut, segmen pendapatan TPIA pun berpotensi bertambah ke depannya. Apalagi meningkatnya penggunaan kendaraan listrik di seluruh dunia otomatis akan mendorong permintaan nikel, yang merupakan bahan baku utama baterai.
Sebagai informasi, caustic soda adalah bahan baku penting industri hilir seperti ekstraksi alumina dan ekstraksi nikel. Sedangkan EDC adalah bahan baku utama dari bahan kimia perantara untuk produksi polyvinyl chloride (PVC), yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi produk akhir termasuk konstruksi dan pengemasan.
Mau tahu potensi saham TPIA? Bagaimana strategi tradingnya agar profit maksimal? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/11358/beban-menyusut-tpia-balikkan-rugi-jadi-laba-us857-juta
BRIS Catat Laba Bersih Tumbuh 32%, Namun NIM Melemah
ACES Mampu Catat Kenaikan SSSG 10% Meski Boom Sale Berakhir
Laba Bersih PTBA Turun 55% di Semester I/2023, Tapi Naik 43% Secara Kuartalan
Laba Bersih Naik 18%, Likuiditas BBRI Juga Semakin Solid
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial