Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Prospek VKTR: Anak Usaha Bakrie yang Mau IPO, Apakah Cerah?

13 Jun 2023, 13:18 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
ipo vktr

Antrian baru untuk saham yang bakal listing di bursa datang dari anak usaha Grup Bakrie PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR), yaitu PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR). Perusahaan ini fokus pada perdagangan grosir mobil baru dan sepeda motor baru, khususnya kendaraan bermotor listrik yang menggunakan baterai sebagai sumber tenaga. Selain itu, perusahaan ini juga menyediakan komponen suku cadang dan aksesoris mobil.


Lalu, bagaimana proses IPO akan dijalankan? Dan apakah VKTR cukup prospektif ke depannya? Langsung saja simak ulasannya di bawah ini.

Profil VKTR

Sebelum kita menimbang prospek kinerjanya, mari kita cari tahu lebih banyak terkait sejarah dan profil bisnis yang dijalani oleh perseroan. 


Berdasarkan keterangan prospektus, perusahaan ini pertama kali berdiri dengan nama PT Bakrie Steel Industries pada 23 November 2007 dan mulai beroperasi pada tahun yang sama. Kemudian, pada tanggal 29 Maret 2022, perusahaan mengubah namanya menjadi PT VKTR Teknologi Mobilitas. 


Saat ini, kegiatan usaha VKTR meliputi perdagangan grosir mobil baru dan sepeda motor baru yang menggunakan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), penjualan komponen suku cadang dan aksesori mobil, serta industri pembuatan bodi kendaraan bermotor dengan empat roda atau lebih, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, sepeda motor dengan dua atau tiga roda. 


Perusahaan juga terlibat dalam industri pengecoran besi dan baja, serta pembuatan suku cadang dan aksesori untuk kendaraan bermotor dengan empat roda atau lebih melalui anak perusahaan yang dimilikinya.


Untuk mendukung kegiatan usahanya, VKTR mempunyai beberapa perusahaan anak:

  • PT Bakrie Autoparts (BA): Perusahaan yang memproduksi komponen otomotif dan memasoknya kepada ATPM besar di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

  • PT Braja Mukti Cakra (BMC):  Bergerak di sektor industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor dengan empat roda atau lebih.

  • PT Bina Usaha Mandiri Mizusawa (BUMM): Bergerak di bidang industri pengecoran besi dan baja, dan menyediakan suku cadang untuk berbagai keperluan casting umum, otomotif, dan alat berat di pasar domestik.


Pada tahun 2022, VKTR  telah melakukan kerja sama dengan TransJakarta untuk penggunaan bus listrik sebagai salah satu moda transportasi yang akan dioperasikan oleh TransJakarta. Saat ini VKTR telah berhasil menjual 30 unit bus listrik kepada Mayasari Bakti yang telah dioperasikan oleh TransJakarta.


Untuk bus listrik sendiri, perseroan masih fokus melakukan penjualan business-to-business (B2B) dengan membawa bus listrik dari merek BYD, Switch Mobility dan JAC.


Baca juga: Mau Beli Saham IPO? Ketahui Hal-Hal Ini Dulu!

Prospek VKTR

Perdagangan Besar Mobil Baru dan Sepeda Motor Baru berupa KBLBB

Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan target produksi KLBB sebanyak 400 ribu unit untuk kendaraan roda empat dan 1,76 juta unit untuk kendaraan roda dua pada tahun 2025. Target produksi ini akan terus meningkat hingga tahun 2030, di mana targetnya adalah 600 ribu unit untuk kendaraan roda empat dan 2,45 juta unit untuk kendaraan roda dua.


Dalam roadmap TransJakarta, terdapat target untuk mengganti seluruh armada bus sebanyak 10.047 unit dengan bus listrik pada tahun 2030. Pada tahun 2025, targetnya adalah memiliki 3 ribu unit bus listrik yang siap beroperasi.



Sehingga ada peluang bagi bisnis VKTR untuk ke depannya melihat potensi tren EV yang semakin digalakkan dan VKTR telah bekerja sama dengan TransJakarta untuk penggunaan bus listrik. Dalam hal bus listrik, perseroan masih berfokus untuk melakukan penjualan business-to-business (B2B) dengan membawa bus listrik dari merek BYD, Switch Mobility dan JAC.

Perdagangan Komponen Suku Cadang, Aksesori Mobil dan Industri Karoseri Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih serta KBLBB

Ekonomi Indonesia tumbuh 5,31% pada tahun 2022, dengan sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,87%. Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor transportasi, terutama dengan adanya kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia. 


Dengan begitu industri komponen suku cadang, aksesori, dan besi bekas seperti VKTR juga berpotensi mengalami pertumbuhan sejalan dengan peningkatan transportasi. Saat ini, VKTR telah bekerja sama dengan PT Mayasari Bakti dan berencana mendapatkan lebih banyak mitra bisnis di masa depan. 


Selain itu, VKTR memiliki nilai tambah dalam penjualan besi bekas (scrap). Potensi penjualan scrap dari usaha perseroan sejalan dengan bertambahnya penyediaan komponen suku cadang dan aksesori. Oleh karena itu, penjualan scrap secara tidak langsung akan selalu berkaitan dengan penjualan kendaraan otomotif, komponen suku cadang, dan aksesori.

Industri Sepeda Motor Roda Dua dan Tiga

Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi gas rumah kaca dan mencapai net zero emission dengan meningkatkan penggunaan KLBB. Target penggunaan mobil listrik dan motor listrik pada tahun 2025 adalah 2.200 unit dan 2,1 juta unit, sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional. Pemerintah juga berencana menjadikan KBLBB sebagai basis produksi dan ekspor. 


Dengan populasi sepeda motor yang besar di Indonesia, terdapat potensi pasar untuk secara bertahap menggantikan sepeda motor konvensional dengan sepeda motor listrik menuju tahun 2060. Dalam hal ini, keunggulan kompetitif VKTR adalah mampu menyediakan suku cadang, aksesori, dan besi bekas (scrap) dan memiliki kemampuan untuk pengembangan teknologi KBLBB.

Industri Pengecoran Besi dan Baja

Per Kuartal III-2022, industri logam mengalami pertumbuhan sebesar 20,6% menurut data Kemenperin. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi logam dasar dan permintaan bahan baku seperti besi, baja, nikel, emas, dan bahan tambang lainnya. 


Di sisi lain BPS mencatat bahwa PDB industri logam dasar mencapai Rp32,68 triliun, naik 20,16% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan produksi besi dan baja serta permintaan yang tinggi dari pasar internasional. Potensi peningkatan yang terjadi tentu memberi berkah VKTR yang juga melakoni industri pengecoran besi dan baja.

Industri Komponen Suku Cadang dan Aksesori Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih

Indonesia sebagai negara dengan populasi besar ini memiliki pasar otomotif yang sangat potensial karena tingkat penggunaan kendaraan yang tinggi. Menurut data Gaikindo, penjualan mobil whole sales (pengiriman mobil dari pabrik ke diler) naik 18,1% secara tahunan menjadi 1.048.040 unit selama periode Januari - Desember 2022. Diperkirakan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan positif sepanjang tahun 2023.


Selain itu, Kemenperin sedang mendorong peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), termasuk dalam industri otomotif. Contohnya seperti Avanza dan Innova terbaru yang TKDN-nya sudah di atas 80%. Bahkan Brio Satya mencapai 91%. Dengan demikian produksi dalam negeri akan meningkat dan pada akhirnya berpotensi memberi dampak dampak positif pada perkembangan bisnis VKTR.

Informasi IPO VKTR

Emiten kendaraan listrik ini akan IPO pada 19 Juni 2023 mendatang dengan harga penawaran umum sebesar Rp100/saham. Pada tahap awal penawaran, VKTR memberikan kisaran harga penawaran antara Rp100-Rp130/saham. Namun, akhirnya VKTR menetapkan harga pelaksanaan IPO sebesar Rp100/saham. 


Dalam IPO ini, VKTR akan melepas sebanyak 8,75 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp10 per saham. Jumlah saham tersebut mewakili 20% dari modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan demikian, VKTR berpotensi memperoleh dana segar sebesar Rp875 miliar.


Berikut adalah jadwal penting pencatatan perdana saham VKTR:

  • Masa penawaran awal: 26 – 31 Mei 2023 

  • Tanggal efektif: 12 Juni 2023 

  • Masa penawaran umum: 13 – 15 Juni 2023 

  • Tanggal penjatahan: 15 Juni 2023 

  • Tanggal distribusi saham secara elektronik: 16 Juni 2023 

  • Perkiraan tanggal pencatatan saham di bursa: 19 Juni 2023

Rencana Penggunaan Dana IPO

  • Sekitar 39,93% untuk belanja modal atau capital expenditure (capex).

  • Sekitar 11,59% akan diberikan kepada anak usaha, yaitu PT Bakrie Autoparts (“BA”), dalam bentuk penyertaan modal untuk kepentingan pengembangan usaha yang dapat mendukung kegiatan usaha perseroan.

  • Sekitar 2,49% atau Rp21.460.000.000 untuk pelunasan seluruh dan sebagian pokok utang kepada PT Tambara Tama Mandiri.

  • Sekitar 1,38% atau US$759.459 untuk pelunasan seluruh pokok utang kepada PT Andara Multi Sarana.

  • Sekitar 44,61% untuk modal kerja dan/ atau operational expenditure (opex).

Kinerja Keuangan

Sepanjang tahun 2022, berdasarkan data prospektus, VKTR mencatatkan kenaikan laba bersih setelah merger sebesar 57,12% menjadi Rp68,21 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp43,41 miliar.


Kinerja positif ini didorong oleh peningkatan penjualan sebesar 57,70% menjadi Rp1,07 triliun dari Rp679 miliar. Sebelum dieliminasi, sebagian besar pendapatan berasal dari segmen manufaktur sebesar Rp934,76 miliar, sementara sisanya berasal dari segmen perdagangan sebesar Rp148,52 miliar.


Selain itu faktor pendorong lainnya adalah keuntungan dari pelepasan saham pada entitas anak sebesar Rp2,42 miliar dan pendapatan bunga yang meningkat 433,91% menjadi Rp614 juta.


Di tahun tersebut, perseroan berhasil mencapai efisiensi dengan mengurangi beban keuangan 11,68% menjadi Rp8,69 miliar dari sebelumnya Rp9,84 miliar, serta mengurangi beban pajak penghasilan sebesar 35,55% menjadi Rp7,61 miliar dari sebelumnya Rp11,81 miliar.

Kondisi Neraca VKTR

Di tahun lalu aset VTKTR naik 33,73%  menjadi  Rp1,03 triliun dari Rp770,18 miliar. Posisi kas dan setara kas juga mengalami peningkatan 167,57% menjadi Rp70,89 miliar dari Rp29,49 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan volume penjualan sehingga berdampak pada peningkatan penerimaan kas dari pelanggan.


Di sisi lain utang bertambah 30,04% menjadi Rp758,02 miliar dari Rp582,87 miliar. Total modal atau ekuitas juga mengalami kenaikan menjadi 46,75% menjadi Rp274,88 miliar dari  Rp187,30 miliar.


Otomatis rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) VKTR menunjukkan tingkat utang yang lebih besar dibandingkan modal, naik dari 36,11% menjadi 68,65%. Namun, utang bank relatif kecil dan hanya dalam tenor jangka pendek sebesar Rp5,25 miliar. Untuk diketahui, utang bank yang diambil oleh VKTR berbasis syariah.


Baca juga: Prospektus IPO: Pengertian, Jenis, dan Cara Baca untuk Pemula

Rencana Dividen

Dijelaskan dalam prospektus bahwa dividen kas VKTR akan dibagikan sebanyak-banyaknya sampai dengan 50% dari laba bersih tahun berjalan setelah menyisihkan untuk cadangan wajib mulai tahun buku 2023. 


Dan tentu saja besarnya dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi di masa yang akan datang.

Valuasi VKTR

Dengan menggunakan perhitungan Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) berdasarkan laba bersih 2022 dan perkiraan ekuitas serta jumlah saham beredar setelah IPO, diperoleh nilai PER sebesar 63,94 kali - 83,12 kali, dan PBV sebesar 2,76 kali - 3,59 kali.


Namun, karena VKTR belum memiliki data harga saham historis, penilaian tentang mahal atau murahnya saham VKTR perlu dibandingkan dengan kompetitornya. Jika dibandingkan dengan SLIS yang saat ini PER-nya di 10,71 kali dan PBV 1,21 kali, valuasi VKTR lebih tinggi yang artinya sudah cukup mahal.


Baca juga: Belajar Analisis Fundamental Part 4: Valuasi


Demikian adalah ulasan terkait prospek bisnis VKTR. Bagaimana menurutmu? Apakah menarik? Atau perlu ditimbang lebih lanjut dulu? Yuk, upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. 


Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

SSSG ACES Tumbuh 8% di 2023, Gimana Potensinya Tahun Ini?

29 Jan 2024, 09:46 WIB
article
ArtikelInsight

5 IPO Terbesar 2023, Apa Kabar Sahamnya?

22 Des 2023, 09:12 WIB
article
ArtikelInsight

Prospek Saham Ritel Menuju Liburan Akhir Tahun 2023

5 Des 2023, 10:33 WIB
article
ArtikelInsight

IPO BREN: Anak Usaha BRPT Mau Listing, Bisnisnya Prospektif?

18 Sep 2023, 17:18 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi