Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Auto Rejection Simetris Tahap 1 Berlaku Pekan Depan, Begini Tipsnya

30 Mei 2023, 16:43 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Emtraders pasti sudah dengar kabar tentang Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan menormalisasi auto reject atas (ARA) dan bawah (ARB) harga saham seperti aturan sebelum pandemi. Sebelumnya BEI membuat aturan ARA asimetris di 20-35% dan ARB asimetris di 7% karena pandemi Covid-19.


Nah, perubahan aturan menjadi ARA dan ARB simetris akan dilakukan secara bertahap. Tahap I efektif mulai pekan depan, tepatnya tanggal 5 Juni 2023. Dengan begitu ARB akan naik menjadi 15% di seluruh fraksi harga. Artinya, ada potensi harga saham turun lebih dalam dari sebelumnya yang dibatasi hanya 7%. Sedangkan ARA tetap di 35% untuk semua harga.


ARA dan ARB akan sepenuhnya simetris seperti sebelum pandemi Covid-19 pada 4 September 2023 mendatang dengan rincian aturan:

  • Harga saham Rp 50- Rp 200 berlaku ARA 35% dan ARB 35%. 

  • Harga saham Rp 200 - Rp 5.000 berlaku ARA 25% dan ARB 25%.

  • Harga saham lebih dari Rp 5.000 berlaku ARA 20% dan ARB 20%.

Tips Hadapi Auto Rejection Simetris

Sebenarnya ketentuan ARA dan ARB hanya ada di Indonesia saja dengan tujuan untuk melindungi investor saham. Sedangkan di luar negeri tidak ada batasan intervensi seperti yang berlaku BEI ini.


ARB simetris berpotensi membuat market lebih fluktuatif. Adapun nilai transaksi bisa meningkat dari trader terutama scalper yang melihat adanya peluang karena aturan ini dapat mengoptimalkan profit jangka pendek. Pada akhirnya juga akan membuat perdagangan lebih likuid untuk saham non blue chip.

Pertanyaannya, dengan adanya perubahan angka ARB, apakah artinya lebih berisiko? Bisa jadi ya, bisa jadi tidak. Karena saham yang ARB -7% pun, sering kali jatuhnya juga berkali-kali, berhari-hari. Sama aja yang punya saham itu kadang nggak bisa keluar. Mungkinkah kalau sekali jatuh 20% malah bisa cepat naik? Belum tentu juga.

Sederhananya, saham yang mudah naik-turun adalah saham yang kapitalisasinya kecil dan likuiditasnya kecil.

Baca juga: Hati-Hati Terjebak! Ini Cara Tahu Bid-Offer Palsu

Kapitalisasi adalah jumlah saham beredar dikali dengan harga saham. Jika perusahaan bagus, kapitalisasinya besar, maka likuiditasnya besar juga. Likuiditas dinilai dari banyaknya bid-offer dan volume transaksi. Bid dan offer tebal secara konsisten, artinya banyak yang minat. 

Selain itu perlu dilihat juga jumlah antrian investor, dan volume perdagangan. Makin banyak makin likuid. Sehingga apabila sahamnya mau dijual, tidak perlu menunggu lama karena banyak yang mau nampung.

Biasanya perusahaan yang fundamentalnya bagus, kapitalisasi besar, dan secara likuiditasnya oke, pergerakan harganya tidak terlalu volatile.

Jadi, untuk mengantisipasi risiko ARB dan ARA simetris, yang bisa kita lakukan:

  1. Pilih saham yang kapitalisasi dan likuiditasnya cukup besar.

  2. Jangan nafsu beli saham yang ARA ARA karena saham yang gampang ARA biasanya juga gampang ARB.

  3. Porsi trading buat saham volatile diperkecil.

  4. Atur ulang portofolio. Jual saham third liner yang kamu punya, dan pelan-pelan diisi saham yang market cap dan likuiditasnya lebih ok

  5. Jangan takut cut loss. Sadari bahwa investasi di saham itu ada risikonya. Jangan dianggap seperti deposito yang pasti profit terus.

Baca juga: 3 Cara Menjual ARB untuk Meredam Kerugian

Lalu, bagaimana cara pilih saham yang kapitalisasi dan likuiditasnya cukup besar? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelTeknikal

Strategi Trading Saham Saat Market Sideways

14 Jan 2023, 13:30 WIB
article
ArtikelPemula

Tips Agar Saham Trading Gak Kebablasan Jadi Saham Investasi

31 Okt 2022, 16:41 WIB
article
ArtikelRisk Management

Stop Loss

3 Okt 2022, 09:35 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi