Pendapatan Naik Tapi Laba Turun, Begini Prospek Saham IATA
https://emtrade.id/blog/11096/pendapatan-naik-tapi-laba-turun-begini-prospek-saham-iata
Prospek Saham IATA – Kamu penasaran dengan potensi dari saham IATA? Dalam artikel ini, kita akan mencari tahu lebih lanjut terkait kinerja perusahaan, tren pasar, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Dengan begitu kamu bisa mengambil keputusan investasi dengan lebih matang karena sudah mempertimbangkan semua faktor yang meliputi. Langsung saja simak ulasan singkatnya di artikel ini sampai selesai.
Profil Bisnis IATA
Nah, sebelum kita bahas tentang prospek saham IATA, ketahui dulu profil bisnisnya supaya lebih paham dengan kegiatan operasional bisnis perusahaan.
Pada tahun 1968, PT Indonesia Transport & Infrastructure didirikan sebagai perusahaan pengangkutan udara niaga. Namun, seiring berjalannya waktu, perusahaan ini mengalami transformasi yang signifikan. Saat ini, perusahaan tersebut beroperasi dengan nama PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) dan telah beralih ke sektor investasi.
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) merupakan perusahaan induk yang menjadi bagian dari Grup MNC yang dimiliki oleh Bapak Hary Tanoesoedibjo. Dalam perjalanannya, perusahaan ini telah mengalami perubahan fokus bisnis dan kini lebih fokus pada sektor pertambangan batu bara.
Baca juga: Baru IPO, Gimana Prospek Saham HAJJ?
Gimana Prospek Saham IATA?
Penjualan IATA pada periode kuartal I/2023 tumbuh 29,3% menjadi US$52,2 juta dibandingkan kuartal I/2022 US$40,4 juta. Hal ini didorong oleh produksi batu bara yang meningkat 11,5% menjadi 953,1 ribu metrik ton (MT). Di sisi penjualan IATA berhasil naik 35,3% menjadi 1,1 juta MT batu bara dari sebelumnya 823,5 ribu MT saja.
Meski begitu biaya langsung membengkak 61% menjadi US$17,87 juta dari periode sama sebelumnya US$11,06 juta. Dengan demikian, laba bersih IATA susut 3,6% menjadi US$15,8 juta dari sebelumnya US$16,39 juta.
Prospek saham IATA di tahun ini perusahaan memiliki target produksi total sebesar 7 juta MT, meningkat lebih dari 65% dibandingkan tahun 2022. Untuk mencapai target tersebut, IATA juga berencana memulai produksi di Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh PT Arthaco Prima Energy (APE) pada tahun ini.
Saat ini IATA memiliki cadangan batu bara terbukti sebesar 386,6 juta metrik ton (MT) dari luas area penambangan total sekitar 72.478 hektar, yang merupakan sekitar 20% dari total luas area tersebut.
Selain itu, perusahaan juga masih melakukan kegiatan eksplorasi secara bertahap di sisa area penambangan seluas 57.793 hektar. Sehingga cadangan batu bara diharapkan akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi yang berkelanjutan.
Baca juga: TOWR Siap Tebar Dividen, Berapa Yield-nya?
Mau tahu prospek saham IATA selengkapnya? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Pakai kode promo: BLOG (untuk dapat bonus 1 bulan)
Atau hubungi tim sales Emtrade +6282134277144
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/11096/pendapatan-naik-tapi-laba-turun-begini-prospek-saham-iata
Silang Sengkarut Utang BUMN Karya, Gimana Nasibnya?
Kinerja Kuartal I/2023 HRUM Kinclong di Kala Normalisasi Batu Bara, Ini Pendorongnya
Pendapatan MDKA Naik Signifikan, Laba Bersih Turun Signifikan, Kenapa?
Prospek Saham ITMG: Batu Bara Normalisasi, Kinerja Menurun
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial