Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Krisis Bank AS Berlanjut dengan 186 Bank OTW Bangkrut, Harus Tahu Dampaknya!

5 Mei 2023, 10:54 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
krisis bank as

Masih ingat awal mula guncangan yang terjadi pada sistem keuangan AS di bulan Maret lalu? Saat itu muncul kekhawatiran akan krisis bank AS lantaran tiga bank bangkrut hanya dalam 48 jam, yaitu SVB, Silvergate Bank, dan Signature Bank. Bahkan keruntuhan itu disebut sebagai yang terbesar kedua sejak krisis tahun 2008.

Kemudian pada minggu lalu First Republic Bank menjadi bank selanjutnya yang gulung tikar dan akhirnya akuisisi JP Morgan Chase & Co pun lelang yang digelar FDIC. Ada juga bank regional Pacwest Bancorp yang memicu kekhawatiran krisis yang lebih buruk karena berencana untuk menjual seluruh asetnya. Sahamnya pun langsung merosot 51%.

186 Bank Berpotensi Bangkrut

Dilansir dari USA Today, sebuah studi yang mengkaji kelemahan sistem perbankan di AS menemukan bahwa 186 bank masih berisiko bangkrut. Bahkan jika hanya setengah dari nasabah yang tidak diasuransikan memilih menarik dana mereka, bank-bank tersebut tetap berisiko bangkrut.

Nasabah yang tidak diasuransikan adalah nasabah yang menyimpan uang lebih dari batas asuransi simpanan FDIC sebesar US$250.000. Jika terjadi kebangkrutan bank, mereka berpotensi kehilangan sebagian dari simpanan mereka. Dan dengan demikian akan terdorong untuk menarik dananya alias rush money.

Sebagai informasi, kebangkrutan beberapa bank ini merupakan buntut dari aksi agresif The Fed dalam menaikkan suku bunga guna menahan laju inflasi di AS. Alhasil dari suku bunga yang tinggi, nilai aset bank seperti obligasi pemerintah dan sekuritas berbasis hipotek.

Obligasi umumnya membayar bunga tetap supaya bisa menarik minat investor ketika suku bunga menurun. Namun, jika suku bunga naik, investor akan memilih opsi lain yang memberikan bunga yang lebih tinggi, sehingga harga obligasi turun. Jadi kerugian yang belum direalisasi mungkin terjadi ketika bank-bank terpaksa harus menjual sekuritas dengan tujuan likuiditas atau alasan lain.

Hal itu berpotensi akan terjadi apabila pemerintah AS tidak mengupayakan apa pun. Sayangnya, The Fed masih belum ada tanda-tanda akan memangkas suku bunga. Justru The Fed baru saja menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5-5,25% pada dini hari tadi (05/05). Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

Baca juga: Sell in May and Go Away: Sebuah Mitos atau Fakta? Lalu Sektor Apa yang Menarik Pada Tahun 2023?

Apa Dampaknya?

Sebagai negara berkembang, Indonesia tak terkecuali dari deretan negara yang berpotensi terkena dampak krisis bank AS, yakni perlambatan roda ekonomi. Peningkatan pada indeks volatilitas dan Credit Default Swap (CDS) 5 tahun menunjukkan kondisi yang tak pasti dan penuh dengan risiko. 

Dengan begitu investor akan cenderung mengalihkan portofolio investasi mereka ke instrumen yang lebih aman. Sehingga ada potensi aliran outflow dari Indonesia yang deras.

Adapun risiko ekspor Indonesia oleh AS dan impor Indonesia dari AS menurun karena The Fed lanjut menaikkan suku bunga. Sebagai informasi, pangsa ekspor AS di tahun 2022 lalu sekitar 10% dari total ekspor, sedangkan pangsa impor AS 4,9%.

Lebih lanjut, krisis bank AS secara tidak langsung dapat membuat mata uang rupiah terdepresiasi. Sehingga impor Indonesia menjadi lebih mahal.

Meski begitu secara makro kondisi Indonesia saat ini masih cukup solid. Asing juga terpantau masih net buy. Realisasinya mencapai lebih dari Rp74 triliun sejak awal tahun. Selengkapnya bisa kamu baca di artikel berikut ini.

Baca juga: Keruntuhan SVB: Apa yang Sebenarnya Terjadi dan Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Mau tahu strategi trading dan investasi terkini yang sesuai dengan kondisi pasar sambil dibantu money management-nya?

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi