Lebaran Sudah Usai, Inflasi April Diproyeksi Meningkat

Lebaran sudah usai, kini pelaku pasar mengalihkan fokus menunggu data inflasi periode April 2023 yang akan rilis pada 1 Mei 2023 mendatang. Secara tahunan, market memproyeksi inflasi bisa meningkat ke 4,95% - 5,05% karena peningkatan konsumsi masyarakat ketika Ramadhan dan Lebaran. Walaupun begitu, inflasi inti masih diperkirakan tetap terkendali sesuai target Bank Indonesia (BI) direntang 2% - 4%. 

Apa Saja Faktor Pendorong Inflasi Meningkat? 

Momentum Ramadhan dan Lebaran menjadi satu faktor paling besar proyeksi inflasi bisa meningkat di April 2023. Hal ini karena beberapa segmen seperti bahan makanan, makanan dan minuman, transportasi (kenaikan harga tiket) dan telekomunikasi (lonjakan pemakaian), serta horeka (hotel, resto, kafe) masih akan menjadi kontributor terbesar kenaikan inflasi (Figure 1 & 2). 

Figure 1. Inflasi berdasarkan kelompok (YoY) 

Source : BPS 

Figure 2. Kenaikan harga sembako (YTD) 

Source : hargapangan.id 

*harga sembako : kumpulan harga beras, daging ayam, daging sapi, telur ayam, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, dan gula pasir

Selain itu, diberikannya gaji ke-13 atau THR bagi seluruh karyawan swasta dan pegawai pemerintah (ASN) juga turut meningkatkan daya beli masyarakat. Mudik Lebaran juga menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak dilupakan, diperkirakan sebanyak 18 juta penduduk tetap dan tidak tetap di Jabodetabek yang pulang kampung akan memberikan lonjakan inflasi musiman. 

Gimana Dampak Inflasi ke Depan? 

Kenaikan inflasi di April 2023 diperkirakan hanya terjadi sementara karena efek seasonality Ramadhan dan Lebaran. BI masih meyakini inflasi hingga penghujung tahun 2023 akan terkendali sesuai dengan target di rentang 2% - 4%.. 

Sebagai informasi, hingga Maret 2023 secara tahunan inflasi berada di level 4,97%, sedangkan inflasi inti sudah sesuai target BI di level 2,94%. Inflasi inti menjadi satu indikator paling penting dalam pertimbangan BI dalam memutuskan kebijakan moneternya. 

Sejalan dengan inflasi inti sudah sesuai target, BI juga menahan suku bunga di level 5,75% untuk ketiga kalinya di April 2023 dengan anggapan suku bunga saat ini sudah cukup memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap berada dalam target dan inflasi bisa melandai ke target BI pada semester 2/2023 mendatang. 

Jadi, walaupun akan ada kenaikan inflasi pada April 2023 namun Inflasi inti sudah terkendali dan tren suku bunga naik sudah usai. Hal ini akan berdampak positif secara sistematik ke berbagai sektor karena beban utang jadi lebih ringan. 

Kami juga menilai, kenaikan inflasi April 2023 hanya bersifat sementara dan akan berdampak positif bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi karena konsumsi masyarakat yang meningkat masih menjadi kontributor utama PDB mencapai lebih dari 50%. 

Kesimpulannya, proyeksi kenaikan inflasi April 2023 hanya bersifat sementara saja, BI masih yakin inflasi akan kembali terkendali di semester 2/2023 mendatang. Proyeksi kenaikan inflasi yang sementara di tengah suku bunga yang kembali ditahan menunjukkan konsumsi masyarakat yang meningkat dan tentunya bisa berdampak positif ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Mau belajar trading dan investasi saham lainnya secara praktis? yuk upgrade ke VIP member Emtrade. 

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-TN-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.