Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Suku Bunga BI Naik Lagi, Begini Prospeknya!

19 Jan 2023, 16:00 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Sesuai dengan ekspektasi, hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 18 sd 19 Januari 2023 kembali menaikkan suku bunga BI-7 day Reverse Repo Rate sebesar 25 Bps menjadi 5,75%. Kenaikan ini sama seperti bulan sebelumnya dan mengakumulasi kenaikan suku bunga BI sejak Juni 2022 sebesar 225 Bps. (Figure 1) . 


Figure 1. Suku Bunga BI (7 Days Reverse Repo Rate) 


Source : Tradingview


Kenaikan suku bunga dilakukan BI sejalan dengan ekspektasi inflasi yang melandai dan nilai tukar rupiah yang menguat. BI menargetkan inflasi di semester 2/2022 akan berada pada level 3% +/- 1%. Sedangkan, nilai tukar rupiah masih akan ter-apresiasi seiring dengan operasi moneter BI di valas yang berlanjut. 


BI juga menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional di 2023 dalam rentang 4,5% sd 5,3% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi global di 2,3%. Sementara itu,  tekanan inflasi global potensi masih tinggi meskipun akan melandai karena ketatnya pasokan dan pasar tenaga kerja AS. 


BACA JUGA: Tips Mengatasi Emosi Agar Tidak Terburu-buru Jual Saham


Kami menilai, ruang kenaikan suku bunga BI akan semakin terbatas karena target penurunan inflasi inti berada pada rentang 3% +/- 1%, sedangkan inflasi IHK dan inflasi inti per Desember 2022 sudah melandai lebih cepat dari perkiraan masing-masing di 5,51% YoY dan 3,36% YoY. 


Di sisi lain, untuk nilai tukar rupiah sudah mulai terapresiasi terdorong dari aliran asing yang masuk karena tekanan ketidakpastian global yang mulai mereda. Hingga 17 Januari 2023, investasi portofolio mencatatkan net inflow USD 6,4 miliar. Hal ini membuat nilai tukar rupiah terapresiasi  +1,07% selama  6 bulan terakhir. Ini relatif lebih baik dibandingkan negara lain di Asia seperti Malaysia dan Filipina. 


Figure 2. Perbandingan Depresiasi Rupiah Vs Negara Lain 


Source : Google Finance. 


Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Perbankan Nasional

Dari sisi domestik, BI menilai pertumbuhan ekonomi tetap membaik terlihat dari keyakinan konsumen yang optimis, dan kondisi manufaktur tetap ekspansif. Selain itu, ekspor tetap kuat yang mendorong current account tetap surplus dan posisi cadangan devisa masih mampu membiayai impor selama 6 bulan. 


Oleh karena itu, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional 2023 akan tetap tumbuh positif dalam rentang 4,5% sd 5,3%. Sedangkan, inflasi BI memproyeksikan hingga akhir semester 1/ 2023 inflasi inti akan lebih rendah dari 4%, dan di semester 2/2023 inflasi inti akan berada pada rentang 3% +/- 1%, sehingga ruang kenaikan suku bunga BI akan lebih terbatas. 


Disisi lain, ketahanan perbankan nasional masih tetap kuat dimana likuiditas longgar terlihat dari rasio alat likuid dibandingkan dana pihak ketiga (AL/DPK) per Desember 2022 masih tinggi mencapai 31,2%  dan struktur permodalan tetap terjaga terlihat dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) per November 2022 mencapai 25,45%. 


Kemudian, seiring kuatnya modal risiko kredit macet perbankan masih terkendali terlihat dari rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) per November 2022 yang tercatat rendah di 2,65% secara bruto dan 0,75% secara netto. 


Dari sisi penyaluran kredit perbankan masih tetap ekspansif hingga Desember  2022 berhasil tumbuh 11,35% secara tahunan yang ditopang seluruh segmen. Begitu pula di perbankan syariah pembiayaan dan kredit UMKM berhasil tumbuh  masing-masing 20,1,% dan 29,66% secara tahunan. 


Menariknya, untuk meningkatkan penyaluran kredit BI turut mendorong likuiditas bank yang akomodatif dengan memberikan insentif Giro Wajib Minimum untuk bank-bank yang memenuhi kualitifikasi seiring dengan penerapan term deposit untuk penarikan cadangan hasil ekspor sebagai bentuk operasi moneter BI di valas. 


Menurut kami, ketahanan perbankan masih cukup kuat terlihat dari likuiditas yang masih terjaga, loan growth yang ekspansif, serta prospek penarikan term deposit dari cadangan devisa hasil ekspor akan berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah dan cadangan devisa Indonesia. 


Bagaimana Dampak Kenaikan Suku Bunga BI? 


Dampak dari kenaikan suku bunga biasanya tidak akan secara langsung mempengaruhi industri, namun cenderung memberikan risiko secara sistematik. Salah satu sektor yang paling terdampak dari kenaikan suku bunga BI adalah perbankan, namun tetap membutuhkan waktu untuk transmisi dampaknya. 


Berdasarkan data BI transmisi kenaikan suku bunga acuan mendorong kenaikan suku bunga perbankan. Hingga Desember 2022, suku bunga deposito 1 bulan naik 108  Bps menjadi 3,97% (vs. Juli 2022 : 2,98%), sedangkan suku bunga kredit naik 21Bps menjadi 9,5% (vs. Juli 2022 : 8,94%). Kenaikan suku bunga bank ini dinilai BI masih terbatas seiring dengan likuiditas yang longgar, sehingga beberapa bank masih bisa memanfaatkan lagging effect untuk menjaga minat kredit.  . 


Selanjutnya, untuk dampak ke sektor lainnya dari kenaikan suku bunga akan cenderung negatif, ini karena memicu kenaikan suku bunga pinjaman yang potensi menaikkan tingkat utang emiten. Jika emiten punya utang besar tentunya akan merasa kesulitan karena beban semakin tinggi. Alhasil, profitabilitas bisa jadi tergerus. 


Menurut kami, ada beberapa sektor yang perlu diantisipasi karena potensi dirugikan lebih diantaranya yaitu sektor teknologi. Fundamental yang belum establish dan likuiditas rendah merupakan alasan kenapa sektor teknologi akan cenderung tertekan di era kenaikan suku bunga. kemudian konstruksi karena tingkat utang yang tinggi, dan properti karena potensi kenaikan suku bunga kredit bisa menurunkan minat KPR. 


Walaupun begitu, kenaikan suku bunga kali ini sudah lebih rendah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya dan sudah di ekspetasi. Kami menilai, dampaknya tidak akan terlalu signifikan seperti bulan lalu karena BI juga memberikan kebijakan moneter yang akomodatif mendukung pertumbuhan ekonomi tetap positif. 


Mau belajar trading dan investasi saham secara praktis? yuk upgrade ke VIP member Emtrade. 


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.


Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.


-TN-


emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.


Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi