Ada Rencana Divestasi, Begini Nasib INCO Kalau Jadi BUMN
https://emtrade.id/blog/10429/ada-rencana-divestasi-begini-nasib-inco-kalau-jadi-bumn
Emtraders, pemegang saham INCO disebut akan divestasi sekitar 11% kepemilikannya sebagai kelanjutan komitmen perpanjangan Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Sebagai informasi, izin KK perseroan akan berakhir pada 27 Desember 2025. Sehingga INCO diwajibkan untuk mendivestasikan 51% saham agar mendapatkan perpanjangan izin menjadi IPUK.
Hal tersebut ditegaskan oleh Menteri BUMN Erick Tohir guna “melokalisasi” kepemilikan atas emiten penambang nikel itu. Walaupun sebelumnya BUMN MIND ID sudah memiliki 20% saham sejak kewajiban divestasi 2020 silam, kontrol terhadap INCO masih di tangan asing. Lebih dari 63% sahamnya dikuasai oleh Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining.
Adapun divestasi lain yang pernah dilakukan adalah sebanyak 20% saham floating di bursa. Itu berarti masih ada 11% sisa saham INCO yang siap didivestasikan.
Nasib INCO
Setelah divestasi saham selesai, INCO akan menjadi anak usaha dari PT Indonesia Asahan Alumunium (persero) atau Inalum yang didapuk sebagai MIND ID. Dengan demikian ada tiga kemungkinan yang berpotensi terjadi, yakni:
Selama ini, seluruh hasil produksi nikel INCO diekspor ke dua pemegang sahamnya, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining. Jika nanti porsi saham milik Inalum lebih besar, maka bisa jadi akan terjadi perubahan terkait kontrak penjualan nikel INCO.
INCO merupakan salah satu produsen nikel matte di Indonesia. Nikel matte sendiri adalah salah satu jenis nikel yang paling cocok untuk produksi baterai kendaraan listrik. Dengan begitu potensi INCO dapat semakin menggenjot industri kendaraan listrik di Indonesia.
INCO berpotensi akan lebih rutin memberikan dividen kepada pemegang saham jika dikuasai oleh pemerintah. Apalagi, kinerja INCO konsisten catat laba bersih. Terakhir, INCO bagikan dividen pada 2021 senilai Rp47,3 per saham.
Baca juga: Begini Cara Screening Saham yang Layak Masuk Watchlist
Kinerja INCO
Hingga kuartal III/2022, INCO mencatatkan laba bersih sebesar US$168,38 juta atau setara Rp2,5 triliun, naik 37% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu US$122,93 juta. Hal ini sejalan dengan kinerja pendapatan yang juga tumbuh 27,29% secara tahunan dari US$686,43 juta menjadi US$873,77 juta.
Kenaikan pendapatan INCO ditopang oleh realisasi harga jual nikel yang lebih tinggi. Selama sembilan bulan pertama 2022 rata-rata realisasi harga nikel 41% lebih tinggi secara tahunan. Adapun penjualan kepada Vale Canada Limited yang meningkat 29,1% menjadi US$708,34 juta. Begitu pula penjualan kepada Sumitomo Metal Mining yang tumbuh 20,4% menjadi US$165,42 juta.
Baca juga: Kilas Balik Pasar Saham 2022: Nikel dan Kendaraan Listrik Jadi Primadona?
Lalu, apakah saham INCO cukup potensial? Bagaimana strategi tradingnya?
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/10429/ada-rencana-divestasi-begini-nasib-inco-kalau-jadi-bumn
Silang Sengkarut Utang BUMN Karya, Gimana Nasibnya?
Kinerja Kuartal I/2023 HRUM Kinclong di Kala Normalisasi Batu Bara, Ini Pendorongnya
Pendapatan MDKA Naik Signifikan, Laba Bersih Turun Signifikan, Kenapa?
Prospek Saham ITMG: Batu Bara Normalisasi, Kinerja Menurun
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial