Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Rewind Pasar Saham 2022: Booming Komoditas Hingga Heboh Isu Resesi

30 Des 2022, 17:30 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Emtraders, hari ini (30/12) adalah hari bursa terakhir di tahun 2022. IHSG ditutup merah -0,14% ke level 6.850. Artinya, rekor pasar saham selalu hijau di Desember sejak 2000 sudah terpecahkan nih. Meskipun begitu, IHSG masih mencatatkan kenaikan sebesar 4,09% sepanjang tahun ini.

Kenaikan itu menjadi salah satu yang tertinggi di Asia Pacific. IHSG hanya kalah dari India yang naik 4,54%. Sebenarnya, ada Laos yang indeks sahamnya naik sebesar 20%, tapi skala market yang masih kecil membuat volatilias pasar saham salah satu negara Asean itu masih sangat tinggi juga.

Investor asing memang mencatatkan nett sell alias jual bersih hingga Rp17,04 triliun pada Desember 2022, bahkan aksi jual terjadi sepanjang bulan tersebut. Namun, investor asing masih mencatatkan net buy senilai Rp44,58 triliun. 

3 Saham Paling Banyak Dibeli Asing di 2022:

  • BMRI: Rp8,1 triliun
  • BBNI: Rp6,3 triliun
  • BBRI: Rp5,2 triliun

3 Saham Paling Banyak Dijual Asing di 2022:

  • TBIG: Rp1,9 triliun
  • BUKA: Rp1,7 triliun
  • ACES: Rp1,4 triliun

Sesuai dengan kinerja sektoral sepanjang 2022, energi yang di dalamnya ada batu bara dan saham komoditas lainnya menjadi yang paling kuat setelah naik 100%. Di sisi lain, saham teknologi yang terjerembab turun paling dalam sepanjang 2022. 

Kinerja Sektor Saham di Indonesia Sepanjang 2022:

  • Energy: +100,05%
  • Industrial: +13,28%
  • Kesehatan: +10,2%
  • Consumer non-Cyclical: +7,89%%
  • Transportasi: +3,91%
  • Industri Dasar: -1,48%
  • Consumer Cyclical: -5,5%
  • Keuangan: -7,33%
  • Properti: -8%
  • Infrastruktur: -9,45%
  • Teknologi: -42,61%

3 Saham yang mencatatkan kenaikan paling tinggi pada 2022 berasal dari sektor komoditas. 

  • ADMR: +1.595%
  • RAJA: +474,18%
  • SMMT: +221,78%

3 Saham yang turun paling dalam pada 2022 mayoritas berasal dari bank digital:

  • AGRO: -77,68%
  • ARTO: -76,75%
  • WIFI: -76,15%

Adapun, untuk saham yang paling banyak ditransaksikan berasal dari beberapa saham yang sempat ramai diperbincangkan sepanjang 2022 seperti GOTO, yang sempat heboh ARB berjilid-jilid setelah periode lock-up, serta BUMI yang melakukan private placement di tahun ini.

10 Saham yang paling sering ditransaksikan sepanjang 2022:

  • GOTO: 5,9 juta kali
  • BUMI: 5 juta kali
  • ANTM: 4,9 juta kali
  • BBRI: 4,7 juta kali
  • ADMR: 4,5 juta kali
  • BBCA: 4,3 juta kali
  • ADRO: 3,8 juta kali
  • TLKM: 3,2 juta kali
  • ARTO: 2,8 juta kali
  • BRMS: 2,7 juta kali

Lalu, apa saja yang terjadi sepanjang 2022 hingga membuat IHSG sempat all time high beberapa kali meski berakhir tanpa window dressing? simak rangkumannya di sini

Januari

Di awal tahun heboh pemberitaan tentang kelangkaan batu bara dan minyak goreng. Bahkan krisis batu bara sudah diberitakan sejak Desember 2021 yang disebabkan oleh minimnya pasokan perusahaan tambang ke PT PLN.

Pemerintah pun turun tangan dengan membuat kebijakan pelarangan ekspor batu bara demi memenuhi kebutuhan domestik sebagai pembangkit listrik. Walaupun awalnya banyak pihak yang menentang, krisis batu bara yang terjadi lambat laun mulai terselesaikan.

Di sisi lain kelangkaan minyak goreng terjadi karena sistem distribusi yang tidak benar dari para pelaku usaha. Sebelumnya, minyak goreng kemasan di tingkat konsumen sudah merangkak naik sejak pertengahan 2021 menyusul kenaikan harga CPO di tingkat global.

Dalam upaya mengatasi kelangkaan, kebijakan penetapan harga eceran tertinggi (HET) dan domestic price obligation (DPO) untuk semua produsen minyak goreng dikeluarkan. Selain itu eksportir wajib memasok 20% dari volumenya untuk dalam negeri pada 2022.

Baca juga: Kilas Balik Saham Komoditas 2022: CPO vs Batu Bara

Februari

Perang geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada bulan Februari lalu bisa dibilang sebagai tonggak awal booming komoditas di 2022. Operasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina menaikkan harga batu bara dunia sebesar 14% ke US$271 per ton pada 24 Februari 2022, pencapaian tertinggi sejak krisis energi di China bulan Oktober 2021.

Kenaikan tersebut dikarenakan adanya kekhawatiran mengenai kendala pasokan mengingat Rusia merupakan pemasok yang cukup vital. Benar saja, Eropa memberikan sanksi berupa pelarangan impor batu bara dari Rusia. Sebagai informasi, Rusia adalah eksportir terbesar nomor tiga dunia dan produsen nomor enam dunia.

Pasokan yang kian minim di tengah permintaan yang tinggi membuat harga batu bara terus melonjak 11 kali lipat ke level puncak US$434 per ton. Hal ini menguntungkan Indonesia sebagai penghasil komoditas terbesar dunia, terutama batu bara. Dampaknya, harga saham batu bara ikut menguat seiring dengan pertumbuhan kinerjanya.

Baca juga: Awali Tahun 2023 dengan Mindset dan Strategi yang Tepat

Maret

The Fed pertama kali menaikkan suku bunga pada tanggal 16 Maret lalu setelah sempat “diobral” akibat pandemi Covid-19. Suku bunga dinaikkan sebanyak 25 basis poin ke kisaran 0,25-0,5%. Langkah ini diambil sebagai upaya mengendalikan inflasi AS yang mencapai level tertingginya selama 40 tahun terakhir.

Usai pengumuman kenaikan suku bunga asing mencatatkan net sell Rp567,93 miliar di seluruh pasar. Padahal, sepekan sebelumnya asing masih net buy Rp5,57 triliun. Capital outflow yang terjadi dikarenakan asing menilai ekonomi AS lebih prospektif dibandingkan emerging market seperti Indonesia saat suku bunga dinaikkan.

Baca juga: Stop Lakukan 7 Hal Ini Saat Berinvestasi di 2023

April

Startup berstatus decacorn, GOTO resmi listing di bursa pada bulan April lalu. IPO GOTO merupakan terbesar di tahun ini dengan total perolehan dana sebesar Rp15,8 triliun. Di hari pertama perdagangan sahamnya diwarnai dengan volatilitas yang cukup tinggi. GOTO dibuka naik 18,3% dari harga penawaran Rp338 menjadi Rp400 per saham.

Kenaikan ditopang oleh masuknya dana asing senilai Rp234,4 miliar. Aksi net buy asing tersebut menyumbang 20,1% transaksi bersih asing di IHSG pada hari tersebut. Tidak hanya itu, GOTO juga menjadi salah satu pendorong kenaikan IHSG dengan market cap senilai Rp452 triliun.

Adapun harga saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) yang naik 7,36% usai produk permen mereka, Kopiko disantap Elon Musk. Momen itu terjadi saat rombongan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi bos besar Tesla dan SpaceX tersebut pada tanggal 26 April. Lantas, momen Kopiko dengan Elon Musk langsung viral di media sosial.


Mei

Isu stagflasi santer terdengar pada bulan Mei 2022. Kondisi stagflasi menggambarkan pelemahan pertumbuhan ekonomi di tengah angka inflasi dan pengangguran yang tinggi.

Isu ini mulai tercium saat AS mencatatkan inflasi 8,3% per akhir April 2022 dan klaim pengangguran secara mingguan naik ke level 218.000 pada pertengahan Mei, tertinggi sejak Februari 2022. Sementara itu International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,6% di 2022, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sekitar 4,4%.

Baca juga: 5 Right Issue Terbesar 2022, Begini Nasib Sahamnya Sekarang

Juni


Melihat harga komoditas yang kian membara, harga sahamnya juga ikut naik kencang. Terlihat dari indeks energi yang menguat hampir 45% dari Januari hingga Juni 2022. Krisis energi yang terjadi di Eropa menghasilkan permintaan batu bara yang tinggi sebagai alternatif pasokan gas alam untuk membangkitkan energi listrik.

Di sisi lain Australia sebagai salah satu produsen juga tengah menghadapi krisis energi. Alhasil, Indonesia yang merupakan produsen batu bara terbesar selain Australia mendapatkan durian runtuh. Negara-negara di Eropa seperti Jerman tertarik untuk beli batu bara dari Indonesia.

Selain itu emiten batu bara juga mendapatkan sentimen positif dari penundaan pajak karbon dari 1 April 2022 menjadi 1 Juli 2022. Dengan demikian beban produsen tidak makin berat dan pada akhirnya mampu memaksimalkan profit.

Juli

Pada bulan Juli AS mengumumkan lonjakan inflasi yang tembus 9,1% pada Juni 2022. Tingkat inflasi itu melampaui proyeksi para ekonom sebesar 8,6% sekaligus menjadi yang tertinggi sejak 1981 atau 41 tahun terakhir.

Secara basis bulanan Indeks Harga Konsumen (IHK) utama AS naik 1,3% sementara IHK inti naik 0,7%. Kenaikan utamanya karena harga bahan bakar yang melesat hingga US$5 per galon (sekitar 4,5 liter).

Baca juga: 5 IPO Terbesar 2022, Begini Nasib Sahamnya Sekarang

Agustus

Setelah 17 bulan BI akhirnya menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,75% pada bulan Agustus lalu. Upaya ini dilakukan untuk memitigasi risiko peningkatan angka inflasi yang mana pada bulan sebelumnya naik menjadi 4,94%. Terlebih ada rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi hingga Rp10.000 yang mana akan berkontribusi besar terhadap inflasi.

Namun, hal itu sudah diantisipasi oleh para pelaku pasar, sehingga IHSG ditutup mampu menguat 0,78% setelah pengumuman kenaikan suku bunga BI tersebut.

September

Di bulan ini ada kabar dari harga komoditas andalan Indonesia yang mengalami penurunan secara global. Mulai dari CPO, bijih besi, nikel, hingga minyak mentah. Batu bara menjadi satu-satunya komoditas yang terus menguat hingga 110,30% pada Agustus 2022 dibandingkan periode sama tahun lalu.

Adapun harga BBM yang resmi dinaikkan tanggal 3 September 2022 dengan rincian Pertalite menjadi Rp10.000/liter dari sebelumnya Rp7.650/liter, solar menjadi Rp6.800/liter dari sebelumnya Rp5.150/liter, dan Pertamax disesuaikam dari sebelumnya Rp14.500/liter dari sebelumnya Rp12.500/liter.


Sesuai prediksi, hal tersebut mendorong tingkat inflasi IHK bulan September 5,95% dari sebelumnya 4,69%. Sektor energi pun lagi-lagi diuntungkan karena kenaikan harga BBM berdampak positif terhadap harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) yang mana di kala harga minyak global terkoreksi dan sektor ini masih bisa menjaga nilai ASP meningkat, maka pendapatan akan tetap optimal.

Baca juga: Kilas Balik Pasar Saham 2022: Nikel dan Kendaraan Listrik Jadi Primadona?

Oktober

Awal bulan Oktober lalu isu resesi mulai heboh diperbincangkan setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Presiden Jokowi membuat peringatan akan adanya potensi krisis ekonomi dunia tahun 2023. Hal ini merupakan imbas dari kenaikan suku bunga bank sentral dunia untuk menjinakkan inflasi setelah banyak negara melakukan insentif fiskal dan moneter seperti suku bunga rendah saat pandemi Covid-19.

Selain itu berita kebangkrutan bank Credit Suisse mulai tersiar di bulan yang sama. Hal tersebut dikarenakan adanya kesalahan dalam investasi yang akhirnya mengalami margin call hingga rugi US5$5,5 miliar. Harga saham dan kapitalisasi pasarnya pun turun signifikan. Namun, berhubung Credit Suisse masuk ke dalam Global Systemical Bank, jadi masih akan dilindungi oleh pemerintah.

Baca juga: Alasan Indonesia Bisa Terhindar dari Resesi 2023

November

Kemudian di bulan November ada banyak sentimen yang mengiringi pergerakan pasar saham. Pertama, perhelatan G20 pada tanggal 15-16 November 2022 di Bali. G20 memberikan katalis positif bagi IHSG yang diyakini dapat membuka investasi baru masuk ke Indonesia, sehingga menjadi pendorong pertumbuhan investasi sekaligus ekonomi dalam negeri.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), investasi merupakan kontribusi terbesar kedua bagi pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal III/2022 sebesar 28,55%.

Kedua, Piala Dunia yang membuat pasar saham cenderung sepi. Terlihat dari volume transaksi yang menurun. 

Desember

Window dressing dan santa claus rally menjadi dua fokus utama para pelaku pasar di penghujung tahun. Berdasarkan data historis 20 tahun terakhir, IHSG selalu ditutup naik rata-rata 4,36%. Namun, tampaknya efek window dressing dan santa claus rally nihil di tahun ini di mana IHSG mengalami penurunan sekitar 3% sepanjang Desember 2022.

Adapun wacana aturan auto rejection bawah (ARB) kembali simetris 20-35% dan jam perdagangan bursa pukul 09:00 - 16:00 WIB seperti sebelum era pandemi. Hingga saat ini belum ada keterangan jelas tanggal efektifnya.

Baca juga: Persiapan Tahun Baru, Begini Market Outlook 2023

Berkaca pada hal-hal yang telah terjadi sepanjang tahun ini, portofolio kamu sudah banyak cuan atau masih loss nih? Kira-kira kejadian mana yang paling berpengaruh ke kinerja portofolio kamu?

Nah, supaya tahun depan lebih maksimal, yuk upgrade skill dan ilmu kamu di Emtrade! Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE, SR-

Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Jelang Lebaran, Gimana Potensi dan Kinerja Emiten Poultry Secara Historis?

4 Apr 2024, 11:55 WIB
article
ArtikelInsight

BEI Terapkan Mekanisme Full Call Auction, Simak Dampaknya ke Investor

26 Mar 2024, 12:18 WIB
article
ArtikelInsight

ADRO Punya Proyek EBT Jumbo, Begini Prospeknya

22 Mar 2024, 13:35 WIB
article
ArtikelInsight

Skema Right Issue INCO dan Proyek Jumbo yang Sedang Berlangsung

21 Mar 2024, 13:25 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi