Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Kilas Balik Saham Komoditas 2022: Batu Bara vs CPO

21 Des 2022, 15:45 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Tahun 2022 disebut-sebut sebagai tahun komoditas. Soalnya, sejak awal tahun indeks sektor energi sudah naik sebanyak 94%. Pendorong utamanya adalah kenaikan harga batu bara newcastle sebesar 167%. Di samping itu harga CPO juga sempat menyentuh rekor tertinggi. Namun, nasibnya cukup berbeda dengan batu bara. Simak ulasan selengkapnya tentang kabar saham komoditas 2022 pada artikel di bawah ini.

Saham Batu Bara

Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang masih terus berlangsung menjadi salah satu faktor yang menaikkan harga batu bara dunia. Rusia sebagai pemasok 40% gas alam Eropa menghentikan sebagian besar pasokannya. Sehingga batu bara menjadi alternatif pembangkit listrik terutama di musim dingin untuk mengaktifkan pemanas ruangan.

Adapun alasan lain dari kenaikan batu bara adalah normalisasi permintaan setelah ekonomi mulai pulih dari pandemi Covid-19.

Lalu, pa dampaknya ke emiten baru bara? Tentu kinerja dari laba bersihnya ikut terkerek. Sebab Average Selling Price (ASP) atau harga jual rata-rata mereka mengikuti fluktuasi harga komoditas. Jadi apabila harga komoditas sedang naik, maka potensi pendapatan emiten pun bakal naik.


Baca juga: Selain Energi, Ini Sektor Saham yang Paling Ngegas Sepanjang 2022

Saham Batu Bara Terbaik 2022

Jika dilihat dari kenaikan harga sahamnya, ADMR menjadi saham top gainer emiten batubara di IHSG. Per penutupan sesi 1 hari ini (21/12) harga sahamnya naik 1148% Ytd.

Sedangkan jika dilihat dari performa keuangannya, HRUM mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih paling tinggi. Pendapatan HRUM selama 9 bulan pertama 2022 naik 264,7% menjadi US$692,9 juta, sedangkan laba bersihnya naik 572% menjadi Rp301,3 juta.

Hal tersebut dapat HRUM capai karena batu bara yang dimiliki perseroan memiliki tingkat kalori yang tinggi sehingga harga jual juga lebih tinggi. Selain itu tahun ini HRUM juga cukup ekspansif dalam melebarkan bisnisnya ke komoditas nikel. Ini turut mendorong laba bersih perusahaan dari pendapatan entitas asosiasi.

Baca juga: Santa Claus Rally vs January Effect, Mana yang Lebih Cuan?

Saham CPO

Di sisi lain harga CPO juga sempat melejit tembus level all time high pada bulan April lalu. Lonjakan itu terjadi karena pasokan CPO menipis di kala permintaan mulai kembali normal. Kurangnya jumlah tenaga kerja menghambat produksi di Malaysia. Ditambah, Indonesia juga membatasi ekspor lantaran minyak goreng langka.

Sayangnya, sentimen tersebut tidak bertahan lama. Harga CPO pun mulai turun hingga berdampak pada penurunan harga saham CPO di Indonesia. Penyebabnya, pemerintah kembali buka ekspor CPO di Mei 2022 dan memberikan insentif bebas bea ekspor di Juli 2022. Sehingga suplai CPO global kembali normal.

Sementara itu kinerja dari emiten CPO juga cukup mix. Emiten dengan porsi penjualan domestik besar seperti SIMP dan DSNG mencatatkan kenaikan laba bersih, sedangkan AALI yang lebih besar untuk ekspor cenderung koreksi.


Baca juga: 5 Golden Rules Money Management Saham Supaya Cuan Maksimal

Mengapa Laba Saham CPO Berbeda-Beda?

  • Perbedaan tujuan penjualan ekspor dan domestik akan memengaruhi harga jual.

  • Perbedaan jenis produk yang dijual. Perusahaan CPO biasanya juga menjual produk mentahnya. Misalnya, buah sawit (TBS) dan kernel sawit. Atau produk turunan seperti minyak goreng. Porsi penjualan tiap produk yang berbeda-beda akan membuat performa keuangan perusahaan berbeda-beda.

  • Pengelolaan beban. Setiap perusahaan punya caranya sendiri dalam mengelola beban. Sebagai contoh, ada perusahaan yang agresif pemupukan dan penanaman sawit, tapi ada juga yang tidak berfokus pada hal tersebut. Makanya, setiap perusahaan memiliki pertumbuhan beban yang berbeda-beda.

  • Punya struktur modal yang berbeda. Perusahaan dengan utang bunga besar maka beban bunganya juga makin tinggi. Begitu juga sebaliknya. Perbedaan beban-beban tersebut akan berpengaruh terhadap perbedaan laba bersih setiap emiten.

Baca juga: Begini Perbedaan Laba Kotor, Laba Operasional, dan Laba Bersih

Demikian kilas balik saham komoditas tahun 2022 untuk sektor batu bara dan CPO. Mau tahu strategi trading sahamnya?

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE, AVV-

Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Pemilu di Depan Mata, Ini Deretan Emiten yang Terafiliasi Masing-Masing Paslon

13 Feb 2024, 12:11 WIB
article
ArtikelInsight

Investasi Sektor Hulu Ditargetkan Naik 29%, Jadi Berkah Buat Emiten Migas

22 Jan 2024, 09:35 WIB
article
ArtikelInsight

Daftar Saham MNC Group yang Terdaftar di BEI, Ada yang Menarik?

17 Jan 2024, 12:55 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi