Analisis Common Size pada Laporan Keuangan, Apa dan Gimana Caranya?
8 Des 2022, 15:46 WIB
Bagikan
Loader Analisis Common Size pada Laporan Keuangan, Apa dan Gimana Caranya?Analisis Common Size pada Laporan Keuangan, Apa dan Gimana Caranya?Analisis Common Size pada Laporan Keuangan, Apa dan Gimana Caranya?

Dalam mengukur kinerja suatu perusahaan, dibutuhkan analisis laporan keuangan guna mengetahui kesehatan perusahaan pada periode tertentu yang akan sangat memengaruhi keputusan investasi. Ada berbagai macam cara untuk mengukur tingkat kinerja tersebut, salah satunya dengan melakukan analisis common size pada laporan keuangan.

Analisis ini dinilai sebagai analisis yang paling mudah dilakukan, lho! Memangnya apa yang dimaksud dengan common size

Mengenal Analisis Common Size

Analisis ini digunakan untuk mengetahui komposisi tiap akun pada laporan keuangan terhadap common base-nya dalam bentuk persentase. Common base adalah akun dasar yang dijadikan pembanding. Biasanya merupakan akun total nilai atau akun yang mewakili banyak akun lain. Maka sebelum mengaanalisis, harus tahu akun dan sub akun terlebih dahulu di tiap laporan keuangannya.

Selain mengetahui ukuran dari tiap akun, analisis common size pada laporan keuangan juga dapat dikombinasikan juga dengan data historis. Sehingga investor bisa melakukan analisis terkait pergerakan common size-nya secara historis.

Analisis common size pada laporan keuangan merupakan salah satu jenis analisis vertikal yang cukup mudah digunakan dan bisa dipakai di semua laporan keuangan. Mulai dari posisi keuangan, laba rugi, perubahan ekuitas, hingga arus kas.

Baca juga: Cara Menghitung Rasio Likuditas dalam Analisis Fundamental Saham

Menerapkan Analisis Common Size

Cara menerapkannya adalah dengan membandingkan satu akun dengan akun induknya (common base). Misalnya tertulis pada laporan posisi keuangan bahwa perusahaan memiliki aset gedung (bagian dari aset tetap) senilai Rp500 juta. Sedangkan nilai aset tetapnya sebesar Rp1 miliar. Itu berarti 50% aset tetap perusahaan tersebut berasal dari aset gedung.

Kemudian misalnya di laporan laba rugi menunjukkan beban operasional perusahaan senilai Rp200 juta dan total pendapatan senilai Rp1 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu meraup pendapatan sebesar Rp1 miliar dari beban operasional Rp200 juta yang dikeluarkan.

Baca juga: Cara Menghitung Laba Rugi Perusahaan untuk Cari Saham Potensialt

Rumus Analisis Common Size pada Laporan Keuangan

Neraca: pos dalam aktiva / total aktiva x 100%

Neraca: pos dalam pasiva / total pasiva x 100%

Laba rugi: pos dalam laba rugi / total penjualan x 100%

Contoh Perhitungan Common Size

Kita akan menggunakan studi kasus dari hasil laporan keuangan TLKM untuk periode kuartal III/2022 sebagai contoh perhitungan.

analisis common size pada laporan keuangan

Dalam laporan posisi keuangan TLKM, tercatat bahwa kas perseroan per 30 September 2022 sebesar Rp31,657 triliun. Sedangkan total aset lancar sebesar Rp53,625 triliun.

Persentase aset lancar kuartal III/2022: kas dan setara / total aset lancar x 100%

Rp31,65 triliun / Rp53,62 triliun x 100 %

= 59,03%

Setelah dihitung, porsi kas TLKM terhadap total aset lancar sebagai common base-nya, yakni sebesar 59,03%. Artinya, 59,03% aset lancar TLKM berasal dari kas dan setara kas yang merupakan aset lancar yang paling likuid. Hal ini mengindikasikan bahwa TLKM memiliki likuditas aset yang baik, mendorong peluang TLKM untuk lebih fleksibel dalam ekspansi bisnis dan operasionalnya.

Baca juga: Apa itu Balance Sheet dalam Laporan Keuangan Perusahaan?

Itu tadi adalah analisis common size pada laporan keuangan. Kamu bisa belajar lebih banyak tentang saham di Emtrade. Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. 

Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan