Cara Menghitung Rasio Likuiditas dalam Analisis Fundamental Saham
https://emtrade.id/blog/10231/cara-menghitung-rasio-likuiditas-dalam-analisis-fundamental-saham
Untuk mencari perusahaan berfundamental bagus, kita tidak hanya melihat dari segi pertumbuhan labanya saja. Melainkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya. Nah, indikator keuangan yang bisa kita pakai adalah rasio likuiditas.
Fungsinya untuk mengetahui seberapa likuid atau seberapa besar kemampuan perusahaan membayar utang saat jatuh tempo atau dalam jangka pendeknya, yakni kurang dari setahun.
Lalu, bagaimana cara menghitung rasio likuiditas? Supaya lebih paham, pastikan kamu simak ulasannya sampai selesai, ya!
Macam-Macam Kegunaan Rasio Likuiditas
Tidak hanya investor, rasio likuiditas juga menjadi perhatikan kreditor sebagai pedoman pengembalian pinjaman pokok dengan bunganya. Kreditor maupun supplier biasanya akan menyerahkan pinjaman kepada pihak perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi.
Berikut adalah tujuan dan manfaatnya secara keseluruhan:
Mengukur tingkat kekuatan perusahaan dalam membayar kewajiban yang akan segera jatuh tempo.
Mengetahui kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan total aset lancar.
Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset sangat lancar.
Menaksir skala uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.
Perencanaan finansial di masa depan terutama yang berhubungan dengan perencanaan kas dan kewajiban jangka pendek.
Mengetahui keadaan dan posisi likuiditas perusahaan pada masing-masing periode dengan membandingkannya.
Baca juga: Investasi di Perusahaan Banyak Utang, Yay or Nay?
Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Sebelum tahu cara menghitung rasio likuiditas, ketahui dulu tiga jenisnya di bawah ini.
Rasio lancar (current ratio)
Mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban utang jangka pendek menggunakan total aset lancar yang dimiliki. Aset lancar merupakan jenis aset yang bisa ditukar dengan kas dalam jangka waktu satu tahun. Misalnya seperti kas, piutang, dan persediaan.
Dibandingkan dengan dua jenis lainnya, current ratio merupakan yang paling sederhana dalam hal cara menghitung rasio likuiditas. Current ratio menggambarkan jumlah ketersediaan aset lancar dibandingkan dengan total kewajiban lancar.
Rasio Cepat (quick ratio)
Mengukur seberapa likuid perusahaan menggunakan asetnya yang sangat lancar untuk memenuhi utang jangka pendek yang akan segera jatuh tempo. Artinya, aset tersebut lebih likuid atau lebih mudah diuangkan dalam jangka pendek. Sehingga tidak mempertimbangkan persediaan karena masuk ke dalam kategori aset lancar paling tidak likuid.
Kenapa persediaan sulit diuangkan? Karena berkaitan dengan volume penjualan yang berhasil dilakukan.
Rasio kas (cash ratio)
Menunjukkan kemampuan perusahaan sebenarnya dalam melunasi utang jangka pendek yang akan jatuh tempo menggunakan aset lancar yang paling siap untuk dicairkan, seperti uang kas atau setara kas.
Baca juga: Belajar Fundamental Part 3: Rasio Keuangan
Cara Menghitung Rasio Likuiditas
Secara keseluruhan, nilai ratio lebih dari 1 menggambarkan perusahaan cukup likuid. Semakin tinggi nilainya, semakin bagus untuk perusahaan. Sebab kas perusahaan terhitung lebih besar daripada utang jangka pendeknya.
Selain itu untuk mengetahui apakah likuiditas perusahaan sudah cukup baik atau belum, kita bisa bandingkan rasionya dengan cara menghitung rata-rata perusahaan lain dari sektor yang sama.
Baca juga: Cara Menghitung Laba Rugi Perusahaan untuk Cari Saham Potensial
Demikian jenis-jenis rasio likuiditas serta cara menghitung rasio likuiditas yang harus kamu tahu. Mau belajar saham lebih jauh sekaligus dapat trading signal? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/10231/cara-menghitung-rasio-likuiditas-dalam-analisis-fundamental-saham
Berapa Beban Operasional Emiten yang Ideal? Baca Penjelasannya di Sini
Kepentingan Non-Pengendali pada Laporan Keuangan itu Apa sih?
Pembagian Dividen Saham 101: Penjelasan dan Prosedurnya
Begini Perbedaan Laba Kotor, Laba Operasional, dan Laba Bersih
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial