Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Persiapan Tahun Baru, Begini Market Outlook 2023

26 Nov 2022, 13:25 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
market outlook 2023

Emtraders, dalam waktu dekat kita akan menyambut tahun yang baru nih. Seperti biasa, Emtrade ingin memberi ulasan terkait prospek market di tahun depan supaya strategi trading dan investasi lebih terarah sesuai dengan sentimen yang ada.

Mulai dari potensi resesi, transisi energi, update perang Rusia-Ukraina, hingga persiapan pemilu 2024 bakal mewarnai pergerakan pasar saham di tahun 2023. Lalu, bagaimana prospeknya? Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan? Langsung saja simak artikel ini sampai selesai, ya!

Risiko Resesi Global 2023

Perlu diketahui, Rusia dan Inggris sebenarnya sudah resmi masuk ke fase resesi sejak minggu lalu. Resesi di Rusia disebabkan oleh perang dengan Ukraina yang memicu adanya sanksi dari barat dan Eropa terkait ekspor-impor. Sedangkan Inggris juga terdampak lantaran perang membuat pasokan energi menjadi terbatas. Dengan begitu harganya mengalami kenaikan dan ekonomi mulai melambat. 

Adapun proyeksi dari IMF mengenai perlambatan pada pertumbuhan ekonomi global Sebelumnya di bulan April lalu diekspektasikan sekitar 3,6%, turun ke 3,2% di 2022 dan 2,7% di 2023. Namun, inflasi global berpotensi turun melihat bank sentral yang sudah agresi menaikkan suku bunga 

Pertanyaannya, apakah negara adidaya Amerika Serikat (AS) akan resesi? 

Suatu negara baru bisa dikatakan resesi apabila mengalami perlambatan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut. Namun, di kuartal III GDP AS telah mengalami rebound dari sebelumnya -1,6% ke -0,6% yang artinya bisa menghindari resesi pada tahun ini. Meski begitu di tahun depan masih ada risiko inflasi dan kenaikan suku bunga. 

market outlook 2023

Dari sisi inflasi memang ada penurunan ke level 7,70%. Sayangnya angka ini masih terhitung cukup tinggi. Sedangkan inflasi inti secara tren masih naik walaupun ada perlambatan sedikit. Indikator ini penting untuk diperhatikan karena inflasi inti menggambarkan fundamental dari demand dan supply perekonomian. 

Di sisi lain suku bunga acuan AS juga masih berpotensi dinaikkan setidaknya sampai Mei 2023. Setelahnya akan bergerak stagnan dan turun di semester I/2023. Otomatis ada risiko resesi di kuartal II/2023, efek lagging dari kenaikan suku bunga.

Baca juga: Selain Energi, Ini Sektor Saham yang Paling Ngegas Sepanjang 2022

Indonesia Bisa Survive?

Menurut survei dari Bloomberg, risiko resesi di Indonesia masih relatif kecil. Jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Pasifik. Indonesia menempati posisi kedua terkecil dengan probabilitas sekitar 3%. IMF pun berpendapat bahwa ekonomi Indonesia lebih kuat daripada negara lain. Apa alasannya?

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih terpantau positif. Secara kuartalan GDP mengalami kenaikan di mana kuartal III ada di posisi 5,72%. Hal ini menunjukkan pemulihan pasca pandemi di Indonesia bergerak ke arah yang positif.

Menariknya, GDP sebagian besar ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan persentase kontribusi mencapai 50,38%.

Tekanan inflasi di Indonesia mulai melemah ke 5,71% per Oktober 2022. Padahal, di bulan September lalu ada kenaikan harga BBM. Artinya, upaya BI menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi cukup efektif.

Sementara itu inflasi inti juga masih cukup terkendali di 3,31% per Oktober 2022 karena target BI sebesar 4%. 

  • market outlook 2023

Current account adalah neraca transaksi berjalan antara ekspor dan impor, termasuk barang tidak berwujud seperti jasa. Current account Indonesia surplus selama beberapa bulan terakhir. Semakin positif, maka ekspor masih akan atraktif.

  • market outlook 2023

Berdasarkan data di atas, balance of payment BI terus mengalami kenaikan. Hal ini menandakan bahwa neraca mereka bagus dan likudiitas terjaga. Sedangkan untuk likuiditas bank kita bisa lihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR). 

LDR dari banking big caps masih di bawah batas maksimal regulasi, yaitu 94%. LDR yang rendah menunjukkan bank overliquidity. Dengan likuiditas yang melimpah, ini mempermudah bank untuk memberikan kredit.

Lalu, mengapa ketahanan bank juga harus diperhatikan? Karena bank-bank iini memberikan kredit untuk kemudian dijadikan modal untuk sektor-sektor lain. Jadi, dengan adanya kredit mereka bisa mengakselerasi ekonomi. Jika ketahanan bank kuat, maka akselerasi dan pemulihan ekonomi juga masih akan bagus.

  • market outlook 2023

Jika suku bunga The Fed mulai melandai di semester I/2023, suku bunga BI biasanya akan mengikuti, atau bahkan lebih awal karena likuiditas dan ketahanan bank di Indonesia cukup baik. Ini berpotensi menurunkan yield obligasi dan harga menjadi lebih atraktif, sehingga investor asing berminat untuk masuk ke obligasi lagi.

Sedangkan dari sisi saham sendiri termasuk fluktuatif, tapi di bulan Oktober ada kenaikan net foreign. Jadi, meskipun beberapa hari ini market cenderung sepi, sebenarnya masih ada asing yang tertarik masuk ke Indonesia. 

Depresiasi rupiah terhadap dolar sebesar 8% sepanjang tahun 20222. Namun, jika dibandingkan dengan negara lain seperti Korea Selatan dan Filipina yang masing-masing terdepresiasi sebesar 10,42% dan 9,87%, Indonesia masih relatif lebih baik.

Meskipun nilainya naik, rasio utang terhadap GDP per kuartal III sebesar 30,1%, di bawah ketentuan sekitar 60%. Adapun nominal utang negara yang terdiri dari utang luar negeri, utang pemerintah, dan utang swasta, kompak turun di kuartal III. Kemudian jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, India, Myanmar, Filipina, dan Thailand, rasio debt/GDP per Desember 2021 Indonesia merupakan yang terkecil sebesar 41,20%.

Baca juga: Dividend Investing, Strategi Passive Income dari Saham

Perdagangan Global Melambat, Ekspor Indonesia Gimana?

Pertanyaannya, apabila ekonomi global dan perdagangan global berpotensi melambat, gimana nasib ekspor Indonesia?

Di Indonesia ada empat komoditas unggulan ekspor antara lain besi dan baja, minyak kelapa sawit, batu bara, dan gas alam. Secara historikal demand terhadap keempat komoditas tersebut masih akan naik secara nilai dan volume. 

market outlook 2023

market outlook 2023

market outlook 2023

Prospek coal dan hilirisasi

Walaupun ada potensi nomalisasi, masih ada prospek dari coal dan hilirisasi.

Coal:

  • Demand masih tinggi

  • Biaya produksi rendah

  • ASP (average selling price) masih tinggi

Hilirisasi

Merupakan proyek pemerintah di mana mineral diolah kembali supaya menjadi barang setengah sehingga nilai jual jadi lebih tinggi.

  • Hilirisasi potensi jadi penopang ekspor

  • Pembangunan smelter terus digencarkan

  • Hilirisasi berikan value added ke komoditas Indoensia

  •  Nikel, bauksit, timah, dan lain-lain.

Baca juga: Begini Efek Current Account ke Pasar Saham

Peluang Transisi Endemi

Pemerintah terus gencarkan vaksinasi yang pastinya bagus untuk ketahanan kesehatan, sehingga mampu mendorong kembali mobilitas dan spending masyarakat sebagai penopang ekonomi.


  • Total vaksinasi dosis I: 87,53% dari total populasi

  • Total vaksinasi dosis 2: 73,45% dari total populasi

  • Total vaksinasi dosis 3: 28,30% dari total populasi

  • Total vaksinasi dosis 4: 3,21% dari total populasi

Efektivitas vaksinasi mulai terlihat melalui tren kasus Covid-19 yang selama setahun terakhir nilainya terus menurun. Walaupun di bulan November ada varian baru XBB yang sedikit menaikkan angka kasus Covid-19. Menurut prediksi Kemenkes, kasus varian baru paling lambat mencapai puncak di Januari 2023.

market outlook 2023

Penasaran sektor potensial di 2023 beserta daftar sahamnya yang bisa masuk ke watchlist? Tonton rekaman seminar Cuantastik di bawah ini.

Tonton: Cuantastik, Market Outlook 2023

Demikian ulasan mengenai prospek pasar saham di tahun 2023. Semoga bisa membantu Emtraders sekalian dalam mengambil keputusan trading dan investasi, ya!

Nah, kalau kamu mau belajar saham lebih jauh dan dapat trading signal secara real-time, upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.

Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.


emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi