Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Begini Cara Kerja Bisnis Properti dan Faktor Penggeraknya!

6 Des 2022, 14:47 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Salah satu kebutuhan primer manusia adalah “papan” atau tempat tinggal. Untuk  pemenuhan ini maka manusia butuh properti. Selain itu, properti juga bisa jadi pilihan investasi. Nah, kira-kira gimana sih bisnis properti ini bekerja untuk mendapatkan keuntungan? 


Cara Bisnis Properti Dapat Keuntungan


Cara mendapatkan keuntungan dari bisnis properti tentu saja dengan jualan properti, tapi ternyata bukan itu saja. Sumber utama pendapatan perusahaan properti berasal dari 3 segmen  yaitu : 

  • Penjualan properti, misalnya tanah kavling, rumah tapak, dan apartemen. 

  • Recurring Income atau Pendapatan Berulang, didapatkan dari pendapatan sewa  misalnya sewa tenant di mall, sewa kantor, tempat rekreasi, dll. 

  • Jasa Manajemen, misalnya layanan dan pemeliharaan. 


Dari ketiga sumber pendapatan tersebut, biasanya jasa manajemen kurang memberikan kontribusi yang signifikan. Jadi untuk melakukan analisis kita bisa fokus pada penjualan properti dan pendapatan berulang.


BACA JUGA: Saham Bank Umum vs Daerah, Mana yang Lebih Bagus? 


Selain itu, berdasarkan sumber pendapatan tersebut perusahaan properti bisa dibagi menjadi tiga jenis model bisnis sebagai berikut : 


  1. Properti Residensial →  Biasanya perusahaan akan membangun dan menjual properti yang dikhususkan untuk tempat tinggal. Misalnya rumah tapak, dan apartemen. 


  1. Properti Komersial → Biasanya perusahaan akan membangun tempat yang bisa disewakan seperti mall, kantor, hotel, tempat rekreasi, dll  


  1. Properti Industrial → Biasanya perusahaan akan mengubah lahan miliknya menjadi kawasan industri yang kemudian dijual ke perusahaan manufaktur atau bisa juga disewakan untuk pabrik. 


Ketiga model bisnis ini bisa saja dimiliki oleh satu perusahaan properti, namun yang membedakan adalah proporsi ke total pendapatannya. Intinya, model bisnis pasti akan menyesuaikan ke depannya yang tujuannya bisa dapat pendapatan yang optimal disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. . 


Faktor Penggerak Model Bisnis Properti 


Dalam melakukan analisis perusahaan properti kita juga harus mengetahui faktor apa saja yang kira-kira punya pengaruh signifikan ke bisnis model yang nantinya bakal berdampak ke kinerja keuangannya. 


Hal ini perlu diperhatikan karena nantinya bisa kita gunakan sebagai pertimbangan untuk menilai apakah faktor tersebut menjadi sentimen positif yang bisa menguntungkan atau malah sebaliknya. 


Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi bisnis model perusahaan properti antara lain  


  1. Faktor Makro Ekonomi →  Faktor makro ekonomi yang berpengaruh ke model bisnis properti seperti kebijakan fiskal pemerintah, kebijakan moneter bank sentral, kebijakan pajak, inflasi, Loan to Value (LTV) dll


Sebagai contoh, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga yang bisa memicu kenaikan suku bunga KPR dan potensi memberikan dampak sistemik ke pelemahan daya beli masyarakat. 


Namun, disisi lain BI juga memberikan insentif perpanjangan loan to value (LTV) 100% hingga akhir 2023. Hal ini memberikan keuntungan ke perusahaan karena bisa memberikan diskon penjualan properti dengan DP 0%.


  1. Marketing Sales Faktor ini seringkali disebut dengan penjualan terkontrak atau pra penjualan yang merupakan penjualan properti sudah dicatat perusahaan tapi unitnya belum ada atau belum dibangun. Semakin tinggi nilai marketing sales, tentunya akan semakin bagus karena akan  berdampak ke pendapatan yang meningkat. .


  1. Land Bank → Dalam bisnis properti tentunya perusahaan harus punya persediaan lahan yang cukup untuk mengembangkan properti agar bisa dijual lagi. Persediaan lahan inilah yang kita sebut sebagai land bank. 


Land bank jadi faktor penting kelangsungan bisnis properti karena pada dasarnya perusahaan hanya bisa jual lahan satu kali. Jadi, perusahaan harus terus menambah cadangan lahan supaya operasional bisnis terus berputar.  


Akan lebih baik bagi perusahaan jika land bank terus bertambah tiap tahunnya,  karena harga di masa depan tentu akan lebih mahal dan jumlah tanah semakin terbatas. 


  1. Daya Beli dan Mobilitas Masyarakat 

Daya beli dan mobilitas masyarakat jadi dua hal yang saling berkaitan, karena biasanya ketika orang jalan-jalan keluar, seringkali disertai dengan pengeluaran yang lebih besar juga, dibandingkan hanya dengan berdiam diri di rumah. 


Kedua hal tersebut potensi pengaruh ke recurring income perusahaan properti karena akan meningkatkan traffic orang-orang datang ke tempat rekreasi, mall, hotel, dll. Peningkatan traffic tentunya akan berdampak positif ke pendapatan yang lebih optimal. 


Selain itu, daya beli masyarakat juga punya pengaruh ke penjualan properti karena industri properti sangat dipengaruhi siklus kekayaan masyarakat. Ketika masyarakat punya daya beli tinggi pastinya sebagai konsumen akan lebih percaya diri dalam membeli properti. Ini berlaku juga sebaliknya, jika daya beli rendah tentu saja minat beli properti bisa turun. 


Oleh karena itu, perusahaan properti biasanya akan menyeimbangkan porsi pendapatan dari recurring income dan penjualan properti. Hal ini dilakukan supaya ketika minat beli properti turun atau jumlah land bank yang semakin terbatas, perusahaan masih bisa dapat keuntungan dari recurring income. 


Jadi itulah beberapa hal terkait gimana caranya perusahaan properti bisa dapatkan keuntungan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mau belajar trading dan investasi saham lainnya secara praktis? yuk upgrade ke VIP member Emtrade. 


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-TN-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.


Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelFundamental

Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?

6 Des 2022, 15:37 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi