Analisis Teknikal untuk Trader Pemula, Pelajari Inti Ilmunya di Sini!
https://emtrade.id/blog/10142/analisis-teknikal-untuk-trader-pemula-pelajari-inti-ilmunya-di-sini
Sering kali pemula yang baru mau mulai trading saham bingung tentang timing beli dan jual yang ideal. Apakah harganya akan naik, turun, atau sideways? Arah pergerakan inilah yang dapat membantu trader saat mengambil keputusan di pasar.
Semuanya bisa dicari tahu dengan mudah lewat analisis teknikal. Singkatnya analisis teknikal adalah cara menganalisis pergerakan harga saham menggunakan grafik harga di masa lampau, likuiditas, dan volume transaksi.
Dari sini trader bisa melihat seberapa besar supply and demand terhadap saham tertentu yang nantinya akan menggerakkan harga saham naik atau turun. Tidak hanya itu, analisis teknikal juga berfungsi sebagai penentu potensi persentase gain dan loss.
Bagi yang baru pertama kali belajar analisis teknikal, penting nih untuk tahu inti ilmunya. Kalau kamu masih bingung harus belajar dari mana, simak artikel ini sampai selesai, ya!
Price and Volume Analysis
Banyak hal yang memengaruhi naik-turunnya harga saham. Namun, pada dasarnya pergerakan tersebut disebabkan oleh supply and demand yang terus berubah-ubah dari waktu ke waktu. Supply and demand bisa dilihat melalui volume transaksi yang letaknya ada di bawah chart.
Volume adalah jumlah saham yang diperdagangkan selama periode waktu tertentu. Ketika volume beli (demand) lebih besar dibandingkan volume jual (supply), maka harga saham berpotensi naik. Begitu pun sebaliknya.
Dalam price and volume analysis, ada yang namanya volume konvergen dan divergen. Volume konvergen berarti harga bergerak searah dengan volume transaksi. Misalnya, ketika harga saham naik, volume juga ikut meninggi, maka hal ini semakin mengonfirmasi kelanjutan uptrend. Atau ketika harga saham turun, volume juga ikut menurun yang menunjukkan adanya pembalikan menuju uptrend jika terjadi setelah harga turun selama berapa hari.
Sementara itu volume divergen merupakan kondisi harga yang bergerak berlawanan arah dengan volume transaksi. Misalnya, ketika harga saham naik, volume justru turun yang menandakan adanya pembalikan menuju downtrend akibat aksi profit taking. Atau ketika harga saham turun, volume naik yang mengonfirmasi kelanjutan downtrend.
Baca juga: Apa itu Volume Saham dan Mengapa Penting Diperhatikan oleh Trader?
Tren Saham
Sebelum bahas lebih jauh tentang tren saham, ketahui dulu dua istilah high dan low. High adalah puncak dan low adalah jurang. Keduanya kan muncul dan menandakan satu sinyal tertentu.
Sideways terjadi ketika tinggi high dan low sejajar. Semakin panjang sideways, semakin kuat tren setelahnya (uptrend/downtrend).
Uptend terjadi ketika harga saham menembus resistance (breakout) dari fase sideways. Uptrend akan membentuk higher high dan higher low. Higher high adalah puncak yang lebih tinggi daripada puncak sebelumnya, sedangkan higher low adalah jurang yang lebih tinggi daripada jurang sebelumnya.
Downtrend terjadi ketika harga saham menembus support (breakdown) dari fase sideways. Downtrend akan membentuk lower high dan lower low. Lower high adalah puncak yang lebih rendah daripada puncak sebelumnya, sedangkan lower low adalah jurang yang lebih rendah daripada jurang sebelumnya.
Support dan resistance akan dibahas di poin selanjutnya.
Baca juga: [Artikel Panduan] Belajar Analisis Teknikal Part 1: Basic
Siklus Harga Saham
Strategi trading. Perlu diketahui, harga saham bergerak dalam sebuah siklus yang terus berulang-ulang. Siklus harga saham terdiri empat siklus, yaitu:
Stage 1: fase akumulasi (bullish reversal/sideways)
Stage 2: fase partisipasi (bullish continuation/uptrend)
Stage 3: fase distribusi (bearish reversal/sideways)
Stage 4: fase kapitulasi (bearish continuation/downtrend)
Kamu bisa baca selengkapnya tentang siklus harga saham mulai dari ciri-ciri dari tiap siklus hingga cara identifikasi peralihan siklus pada artikel berikut ini.
Baca juga: 4 Siklus Pasar Saham: Akumulasi, Partisipasi, Distribusi, dan Kapitulasi
Support dan Resistance
Komponen dalam analisis teknikal lainnya yang tak kalah pentingnya adalah support dan resistance. Keduanya bagaikan dua bagian ruangan tempat harga saham bergerak, yaitu lantai (support) dan atap (resistance). Layaknya bola yang dilempar ke bawah, dia akan memantul kembali ke atas. Dan jika bola tersebut dilempar ke arah atas, maka dia akan jatuh kembali kea rah bawah. Itulah gambaran dari fungsi support dan resistance.
Support: level psikologis yang menahan agar harga saham tidak turun dalam dan letaknya ada di bawah harga saat ini.
Resistance: level psikologis yang menahan agar harga saham tidak naik terlalu tinggi dan letaknya ada di harga harga saat ini.
Meski begitu, bukan berarti support dan resistance sama-sama tidak bisa tertembus. Ada kalanya saham bergerak melewati kedua level ini yang bisa memberikan trader sinyal-sinyal tertentu.
Support tertembus (breakdown): harga saham berpotensi akan lanjut turun dan support akan menjadi resistance yang baru.
Resistance tertembus (breakout): harga saham berpotensi akan lanjut naik dan resistance akan menjadi support yang baru.
Pertanyaannya, bagaimana cara menentukan level support dan resistance dan contohnya? Cari tahu jawabannya pada artikel di bawah ini.
Baca juga: Cara Menentukan Support dan Resistance Saham yang Trader Harus Tahu
Chart Pattern
Selanjutnya ada chart pattern atau pola grafik saham yang menunjukkan tren suatu saham. Nah, chart pattern ini akan muncul di masing-masing siklus yang sebelumnya sudah dijelaskan. Bullish reversal di stage 1, bullish continuation di stage 2, bearish reversal di stage 3, dan bearish continuation di stage 4.
Perhatikan bentuk dari masing-masing chart pattern di bawah ini.
Baca selengkapnya tentang cara identifikasi dan target harga dari masing-masing chart pattern di sini:
Chart pattern: bullish reversal
Chart pattern: bullish continuation
Chart pattern: bearish reversal
Chart pattern: bearish continuation
3 Macam Strategi Trading
Scalping:
Cuan bungkus
Intraday/hold semalam
Optimal saat sideways
Mendulang profit dari volatilitas harga
Jangka pendek (swing):
Kurang dari 1 bulan
Profit rata-rata 10-15%
Stop loss rata-rata 5%
Beli dengan strategi buy on weakness dan buy on breakout
Bisa untuk semua tren
Bisa untuk semua jenis saham
Jangka menengah (trend following/super trading):
Lebih dari 3 bulan
Profit rata-rata 50%
Stop loss maksimal 10%
Beli dengan strategi buy on breakout
Hanya saat uptrend
Biasanya untuk saham second liner
Baca juga: Strategi Scalping, Swing, dan Super Trading, Apa Bedanya?
Mau belajar lebih dalam tentang saham dibimbing oleh tim Coach Emtrade? Atau mau dapat trading signal dari Stock Picks Emtrade? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/10142/analisis-teknikal-untuk-trader-pemula-pelajari-inti-ilmunya-di-sini
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial