Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

Perbedaan Reksadana dan Saham, Mana yang Kamu Pilih?

9 Feb 2022, 16:00 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Perbedaan reksadana dan saham perlu diketahui oleh investor pemula agar bisa menentukan instrumen investasi yang cocok. Pasalnya pemula seringkali dibuat bingung dalam memulai investasi di pasar modal seperti pertanyaan lebih baik langsung investasi saham atau reksadana terus apa bedanya reksadana dan saham?

 

Instrumen saham dan reksadana memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak yang bilang reksadana lebih rendah risiko dibandingkan saham, tetapi faktanya jika masuk ke reksa dana saham, maka tingkat risiko yang diterima juga bakal sama seperti investasi di saham. 

 

Meskipun begitu, ada beberapa perbedaan reksadana dan saham yang wajib dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di salah satunya.

Untung dan Rugi Reksadana

Apa perbedaan reksadana dan saham? Pertama-tama kita akan ulas untung dan rugi dari investasi reksadana. Reksa dana adalah instrumen investasi yang mengumpulkan dana dari beberapa investor dan dikelola oleh manajer investasi. Nantinya dana tersebut akan dikelola manajer investasi ke instrumen seperti, deposito, surat utang, dan saham. 

Perbedaan Reksadana dan Saham, Mana yang Kamu Pilih?

 

Bedanya reksadana dan saham adalah keuntungan reksadana bisa diperoleh dari kenaikan net asset value atau NAV. Komponen NAV akan dibagi dengan jumlah unit penyertaan sebuah produk reksa dana untuk menentukan harga reksa dana per unit. 

 

Kenaikan NAV bisa terjadi karena adanya kenaikan harga saham dan obligasi yang dikelola, pembagian dividen, kupon obligasi, sampai bunga deposito. 

 

Sedangkan beberapa risiko investasi reksa dana di antaranya adalah penurunan NAV akibat harga saham atau obligasi yang dikelola manajer investasi mengalami penurunan. 

 

Selain itu, jika dana kelolaan produk reksa dana di bawah Rp10 miliar selama 120 hari berturut-turut, produk itu bisa dibubarkan oleh OJK. Namun sebenarnya pembubaran reksa dana juga bisa berasal dari keputusan manajer investasi dan bank kustodian dengan alasan komersial. 

 

Jika hal itu terjadi, maka manajer investasi akan membagikan sisa dana kelolaan kepada investor secara proporsional atau nilainya bisa jadi lebih rendah dibandingkan dengan saat membeli produk tersebut. 


Baca juga: Strategi Investasi Terbaik untuk Reksa Dana

Untung dan Rugi Saham 

Berbeda dengan investasi saham, berinvestasi saham berarti kamu membeli dan memiliki saham sebuah perusahaan, meski jumlah yang dimiliki hanya 100 lembar dari jutaan atau miliaran lembar saham perusahaan yang beredar. 

 

Salah satu keuntungan dari saham, yakni investor mempunyai kesempatan untuk mendapatkan dividen atau pembagian hasil laba bersih perusahaan kepada pemegang saham. Namun perlu diingat, dividen bukanlah kewajiban bagi emiten, ya.

 

Keuntungan lainnya adalah potensi kenaikan harga atau capital gain. Jadi investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dengan beli. 

 

Ada untung pasti ada rugi. Kerugian berinvestasi saham berasal dari penurunan harga saham. Jika investor memutuskan jual saham saat harganya turun, berarti akan mengalami kerugian akibat selisih harga jual dengan beli yang negatif. 

 

Kendati demikian ada risiko yang lebih besar daripada penurunan harga saham, yakni delisting paksa dari bursa dan emitennya bangkrut. Jika emiten delisting sampai bangkrut, kemungkinan risiko terburuknya dana investasi di saham itu bisa lenyap begitu saja. Alasannya karena saham tersebut sudah tidak bisa diperjualbelikan lagi.


Baca juga: Cara Bermain Saham dengan Modal 100 Ribu

Kelebihan dan Kekurangan Reksadana

Tidak hanya untung dan rugi, kelebihan dan kekurangan juga menjadi salah satu pembeda reksadana dan saham. Kedua hal ini mungkin bisa cocok atau kurang cocok untuk setiap investor. 

 

Dalam hal berinvestasi di reksadana, investor tidak perlu memikirkan saham apa yang harus dibeli dan dijual, tetapi cukup mempercayakan semuanya kepada manajer investasi yang mengelola.

 

Selain itu investor reksadana bisa memborong banyak instrumen dari saham, obligasi, sampai kumpulan saham di satu indeks saham dengan harga yang lebih terjangkau. Dengan demikian investor dapat melakukan diversifikasi aset dengan lebih terjangkau dibandingkan dengan investasi saham, obligasi, dan lainnya secara masing-masing. 

 

Meskipun begitu, ada juga beberapa kekurangan dari reksadana nih. Untuk reksadana konvensional seperti, pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham kurang transparan. Soalnya, data portofolio yang ditampilkan dalam fact fund sheet setiap bulannya hanya 5 portofolio terbesar dari total pengelolaan investasi oleh manajer investasi.

 

Kecuali investor memilih investasi di reksadana indeks atau exchange traded fund (ETF), yakni produk reksa dana yang pengelolaan asetnya disesuaikan dengan indeks saham yang dijadikan acuan. Dengan begitu investor bakal tahu dananya diinvestasikan ke setiap anggota indeks tersebut. 

 

Kekurangan reksadana yang tak kalah penting untuk diketahui ialah biayanya yang lebih banyak dibandingkan dengan saham seperti, biaya pencairan atau redemption fee sampai biaya untuk operasional manajer investasi. Di sisi lain transaksi saham hanya mengenakan biaya transaksi sekuritas


Baca juga: 5 Perbedaan Binary Option dengan Trading Saham yang Wajib Kamu Ketahui

Kelebihan dan Kekurangan Saham

Perbedaan Reksadana dan Saham, Mana yang Kamu Pilih?

Seperti saham, begitu juga reksa dana yang punya kelebihan dan kekurangan sebagai instrumen investasi. Saat berinvestasi saham, investor bisa memilih dan mengelola dananya sendiri ke saham yang diinginkan. Dengan begitu investor bisa menakar sendiri tingkat risiko dan potensi keuntungan yang diperoleh dari perubahan harga maupun dividen. 

 

Namun perlu diingatkan juga bahwa investor harus memahami analisis fundamental dan teknikal untuk bisa memilih saham yang bagus dan masuk serta jual di waktu yang tepat. 

 

Jika terjun langsung tanpa ada bekal pengetahuan, investor bisa mengalami potensi kerugian karena salah memilih saham atau waktu masuk dan jualnya tidak tepat. 


Baca juga: 6 Tips Investasi Saham untuk Pemula

Investasi Reksadana atau Saham?

Untuk bisa memilih satu di antara dua instrumen investasi ini, investor harus memahami profil risikonya terlebih dahulu. Apakah konservatif, moderat, atau agresif?

 

Profil risiko konservatif mengacu pada toleransi risiko yang rendah. Itu artinya investor dapat menempatkan mayoritas dana di produk reksa dana pasar uang yang dialokasikan ke instrumen deposito. Sehingga potensi kerugiannya juga lebih kecil, meski prospek keuntungannya tidak jauh dari tingkat bunga deposito. 

 

Sedangkan profil risiko moderat adalah investor yang mulai siap menerima risiko menengah. Investor dengan profil risiko ini bisa pertimbangkan reksa dana pendapatan tetap sebagai pilihan investasi yang mayoritas penempatan dananya di surat utang negara maupun obligasi. 

 

Kalau kamu memiliki profil risiko agresif dengan tingkat toleransi paling tinggi, modal investasi bisa dialokasikan ke reksa dana saham, campuran, atau langsung investasi ke saham. 


Baca juga: 5 Cara Manajemen Portofolio Saham yang Harus Kamu Tahu

 

Demikian adalah perbedaan reksadana dan saham. Di luar profil risiko, secara keseluruhan investasi saham bisa dibilang tetap memberikan potensi keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan reksa dana. Untuk bisa mengoptimalkan keuntungan dalam investasi saham, kamu harus belajar ilmunya. 

 

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

 

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

 

-SR- -RE-

 

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi