<h1 dir="ltr">Update Bursa AS dan Asia 30 Mei 2025</h1>
<h2 dir="ltr">AS</h2>
Pasar saham Amerika Serikat (AS) kompak ditutup menguat pada Kamis (29/05), didorong oleh putusan Pengadilan Perdagangan Internasional AS yang memblokir sebagian besar tarif resiprokal Trump.&nbsp;
&nbsp;
Putusan ini melarang tarif tersebut diberlakukan kembali, dan pemerintah diberi waktu 10 hari untuk menghentikan pemungutannya. Investor menilai bahwa jika Mahkamah Agung menolak upaya banding Trump, maka tarif-tarif baru yang kontroversial tersebut bisa gagal diberlakukan, dan ketidakpastian fiskal bisa sedikit mereda.
<ul>
<li dir="ltr">
Dow Jones naik +0,28% atau 117,03 poin, ditutup di 42.215,73
</li>
<li dir="ltr">
S&amp;P 500 menguat +0,40% atau 23,62 poin, ke 5.912,18
</li>
<li dir="ltr">
Nasdaq naik +0,39% atau 74,93 poin, ke 19.175,87
</li>
</ul>
Hasil kinerja keuangan NVDA yang melampaui perkiraan juga menjadi sentimen positif bagi bursa AS. Pendapatan NVDA $44,1 miliar, naik 69% secara tahunan, laba per saham (EPS) $0,96, di atas perkiraan $0,93, pendapatan pusat data: $39 miliar, naik 73% secara tahunan, pendapatan gaming $3,8 miliar, naik 48%.&nbsp;
Sebagai salah satu saham yang masuk di kelompok Magnificent 7, NVDA memiliki pengaruh besar terhadap bursa AS dan menunjukkan bahwa sektor teknologi, khususnya yang berfokus pada AI, masih menjadi motor penggerak utama pasar saham di tengah ketidakpastian ekonomi global.
<h2 dir="ltr">Asia</h2>
Pasar saham Asia-Pasifik dibuka cenderung melemah pada Jumat pagi (30/05) seiring meningkatnya ketidakpastian terkait kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, yang kembali menjadi sorotan utama pasar global.&nbsp;
Tekanan tambahan juga datang dari rilis data inflasi Tokyo dan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS akibat kombinasi inflasi tinggi dan kebijakan proteksionisme perdagangan.
<ul>
<li dir="ltr">
Nikkei 225 (Jepang): naik +0,03% ke 37.975
</li>
<li dir="ltr">
Hang Seng (Hong Kong): turun -1,22% ke 23.286
</li>
<li dir="ltr">
Taiex (Taiwan): turun -0,05% ke 21.347
</li>
<li dir="ltr">
Kospi (Korea Selatan): turun -0,38% ke 2.710
</li>
<li dir="ltr">
Kosdaq (Korea Selatan): naik +0,13% ke 737
</li>
<li dir="ltr">
ASX 200 (Australia): turun -0,08% ke 8.402
</li>
<li dir="ltr">
Straits Times (Singapura): turun -0,41% ke 3.900
</li>
<li dir="ltr">
FTSE Malaysia: turun -0,30% ke 1.518
</li>
</ul>
Penurunan di bursa Asia terjadi setelah Pengadilan Perdagangan Internasional AS pada Rabu, 28 Mei 2025, memutuskan bahwa kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump melampaui batas kewenangan eksekutif. Pengadilan memerintahkan pembatalan tarif impor yang diberlakukan Trump.&nbsp;
Namun, Gedung Putih langsung mengajukan banding, dan sidang ulang digelar pada Kamis sore (29 Mei). Pemerintah Trump meminta Mahkamah Agung AS untuk mencabut putusan pengadilan tersebut, dengan tenggat waktu keputusan paling cepat Jumat ini, 30 Mei 2025.&nbsp;
Ketidakpastian hukum dan potensi konflik antar lembaga pemerintahan ini membuat investor regional kembali berhati-hati, khususnya terhadap implikasi kebijakan perdagangan global dan potensi dampaknya ke rantai pasok dan harga komoditas.
Di sisi lain, investor juga mencermati data inflasi inti Tokyo untuk bulan April sebagai bahan pertimbangan menjelang keputusan suku bunga berikutnya oleh Bank of Japan (BOJ).&nbsp;
&nbsp;
Inflasi inti Tokyo yang tidak memasukkan harga makanan segar, dilaporkan naik menjadi 3,6% secara tahunan, tertinggi sejak Januari 2023. Data inflasi inti Tokyo dijadikan sebagai indikator awal (leading indicator) karena sebagai kota terbesar dan pusat ekonomi utama di Jepang,&nbsp; perubahan harga barang dan jasa di Tokyo sering mencerminkan tren harga nasional lebih awal dibanding wilayah lain.&nbsp;
&nbsp;
Oleh karena itu, data inflasi Tokyo digunakan untuk memberi petunjuk awal kepada pelaku pasar dan Bank of Japan (BOJ) tentang arah inflasi nasional dan membantu pengambilan keputusan kebijakan moneter sebelum data CPI nasional resmi dirilis, yang biasanya lebih lambat.
&nbsp;
Lonjakan harga ini meningkatkan spekulasi bahwa BOJ bisa menunda normalisasi kebijakan moneternya, meskipun Jepang saat ini tengah menghadapi tekanan dari sisi fiskal dan tarif.

update market

bursa global

Update Bursa AS dan Asia 30 Mei 2025

Update Bursa AS dan Asia

Investasi Saham BBRI Sekarang, Kenapa Harus Punya?

Yuk yang masih banyak pertanyaan soal BBRI, di video berikut Ms. Ellen May akan berbagi insight alasan kenapa saham BBRI masih menarik buat dibeli sekarang. 

Yuk yang masih banyak pertanyaan soal BBRI, di video berikut Ms. Ellen May akan berbagi insight alasan kenapa saham BBRI masih menarik buat dibeli sekarang. Klik dan tonton videonya sampai selesai ya!

Fee Sekuritas Beli Jual Saham, Mana yang Murah?

Mau mulai investasi saham? Sekuritas mana yang menawarkan fee murah? Temukan jawabannya di video ini!

Battle sekuritas saham di Indonesia, mana yang murah?

Cara Pilih Sekuritas Saham Terbaik

Fee Sekuritas Saham, Mana Paling Murah?

Siap terjun ke dunia saham? Sebelum serbu beli saham, kamu harus tau dulu dong gimana caranya pilih sekuritas yang oke punya. Perusahaan sekuritas itu kayak gatekeeper-mu ke pasar saham. Gimana cara pilihnya? Tonton di sini!

Scalping, Swing Trading, Super Trader: Mana yang Terbaik?

Strategi scapling, swing trading dan super trader, kapan sih timing yang pas buat pakai ketiganya dalam saham?

Cara Scalping Saham, Swing dan Super Trader yang Benar dan Kapan Waktu Terbaiknya?

﻿﻿Pilih scalping saham, swing trading atau super trader.&nbsp; Mau ganti strategi trading tapi nggak tau timing-nya? Bosen dengan pilihan saham yang itu-itu aja?Di video kali ini, Ms. Ellen May, Found...