<h1 dir="ltr">Update Bursa AS dan Asia 27 Mei 2025</h1>
<h2 dir="ltr">AS</h2>
Pasar saham Amerika Serikat (AS) tutup pada Senin (26/05) dalam rangka memperingati Memorial Day, namun sentimen pasar terus berubah seiring perkembangan terbaru dari isu perang dagang dan ekspektasi data ekonomi penting yang akan dirilis sepanjang pekan ini.
Pasar global menyambut positif keputusan Trump yang menunda tarif 50% untuk Uni Eropa dan memberi waktu tambahan negosiasi sampai 9 Juli 2025. Ditambah lagi, Uni Eropa juga setuju mempercepat pembicaraan dagang, menunjukkan sikap lebih terbuka setelah sempat dikritik keras oleh Trump.&nbsp;&nbsp;
Namun, pelaku pasar tetap melihat langkah ini sebagai bentuk penundaan sementara, bukan solusi jangka panjang, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap posisi utang AS. Utang nasional AS saat ini (per Mei 2025) mencapai sekitar $36,21 triliun.&nbsp; Utang ini terus naik, dengan rata-rata kenaikan $4,5 miliar per hari selama setahun terakhir. Rasio utang AS terhadap PDB mencapai 122,5% artinya jumlah utangnya jauh lebih besar dari total nilai ekonomi negaranya sendiri.
Sementara itu, lemahnya minat terhadap dolar AS terlihat jelas di pasar mata uang. Nilai tukar dolar turun ke titik terendah sejak pertengahan 2023, sementara mata uang utama seperti euro, pound, yen, dan franc Swiss justru menguat terhadap dolar. Dengan latar belakang kondisi fiskal yang rentan dan tensi perdagangan yang belum benar-benar reda, pelaku pasar akan sangat mencermati arah kebijakan The Fed dan daya tahan ekonomi AS dalam beberapa bulan ke depan.
<h2 dir="ltr">Asia&nbsp;</h2>
Pasar saham Asia-Pasifik dibuka mayoritas melemah pada Selasa pagi (27/05), seiring pelaku pasar mencermati perkembangan terbaru negosiasi perdagangan internasional, khususnya antara Amerika Serikat dengan Jepang, India, dan Uni Eropa. Ketegangan perdagangan dan kekhawatiran terhadap kondisi fiskal AS turut membayangi sentimen pasar, sementara permintaan terhadap aset AS terus melemah.
<ul>
<li dir="ltr">
Nikkei 225 (Jepang): turun -0,42% ke 37.428
</li>
<li dir="ltr">
Hang Seng (Hong Kong): naik +0,28% ke 23.349,03
</li>
<li dir="ltr">
Taiex (Taiwan): turun -0,53% ke 21.536,57
</li>
<li dir="ltr">
Kospi (Korea Selatan): turun -0,42% ke 2.633,26
</li>
<li dir="ltr">
Kosdaq (Korea Selatan): turun -0,20% ke 723,83
</li>
<li dir="ltr">
ASX 200 (Australia): turun -0,07% ke 8.364,98
</li>
<li dir="ltr">
Straits Times (Singapura): turun -0,01% ke 3.875,24
</li>
<li dir="ltr">
FTSE Malaysia: turun -0,38% ke 1.528,76
</li>
</ul>
Indeks MSCI Asia Pasifik dibuka stabil dengan kecenderungan negatif, sementara dolar AS melemah ke posisi terendah sejak Juli 2023. Permintaan terhadap dolar dan aset berbasis AS ikut turun, di tengah kecemasan pasar terhadap defisit fiskal dan kebijakan tarif yang kian agresif dari pemerintahan Presiden Donald Trump.
Pelaku pasar mengamati dengan saksama bagaimana pemerintah AS menangani negosiasi dagang berikutnya dengan Jepang dan India, setelah pembicaraan dengan China awal bulan ini sempat memunculkan optimisme.
Di Asia, Bank Sentral China mendorong bank-bank besar di negaranya, seperti Bank of China dan ICBC, untuk lebih banyak menggunakan yuan dalam transaksi luar negeri. Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS di tengah tekanan dari kebijakan tarif Presiden Trump. Upaya ini menjadi bagian dari strategi China untuk mempertahankan kestabilan ekonominya, termasuk mencegah relokasi pabrik ke luar negeri dan memperkuat sektor teknologi dengan berbagai insentif produksi.
Fokus pasar kini beralih ke rangkaian data ekonomi penting yang akan dirilis pekan ini:
<ul>
<li dir="ltr">
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dirilis Selasa malam waktu Indonesia. Konsensus memperkirakan angka di 87,2, yang berada di bawah ambang netral 100, menandakan masyarakat AS masih dalam kondisi pesimis terhadap kondisi ekonomi. 
</li>
<li dir="ltr">
FOMC Minutes dijadwalkan rilis Kamis pagi waktu Indonesia. Dokumen ini memuat catatan rapat terakhir The Fed dan bisa memberi sinyal arah kebijakan moneter ke depan, termasuk pandangan anggota terhadap inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan risiko fiskal. 
</li>
<li dir="ltr">
Revisi PDB kuartal I (estimasi kedua) akan dirilis Kamis malam waktu Indonesia. Proyeksi saat ini memperkirakan ekonomi AS terkontraksi -0,3%, menambah kekhawatiran akan risiko resesi di tengah belanja pemerintah yang tinggi dan tekanan dari suku bunga yang masih tinggi. 
</li>
</ul>

Update Bursa AS dan Asia 27 Mei 2025

Update Bursa AS dan Asia

Investasi Saham BBRI Sekarang, Kenapa Harus Punya?

Yuk yang masih banyak pertanyaan soal BBRI, di video berikut Ms. Ellen May akan berbagi insight alasan kenapa saham BBRI masih menarik buat dibeli sekarang. 

Yuk yang masih banyak pertanyaan soal BBRI, di video berikut Ms. Ellen May akan berbagi insight alasan kenapa saham BBRI masih menarik buat dibeli sekarang. Klik dan tonton videonya sampai selesai ya!

Fee Sekuritas Beli Jual Saham, Mana yang Murah?

Mau mulai investasi saham? Sekuritas mana yang menawarkan fee murah? Temukan jawabannya di video ini!

Battle sekuritas saham di Indonesia, mana yang murah?

Cara Pilih Sekuritas Saham Terbaik

Fee Sekuritas Saham, Mana Paling Murah?

Siap terjun ke dunia saham? Sebelum serbu beli saham, kamu harus tau dulu dong gimana caranya pilih sekuritas yang oke punya. Perusahaan sekuritas itu kayak gatekeeper-mu ke pasar saham. Gimana cara pilihnya? Tonton di sini!

Scalping, Swing Trading, Super Trader: Mana yang Terbaik?

Strategi scapling, swing trading dan super trader, kapan sih timing yang pas buat pakai ketiganya dalam saham?

Cara Scalping Saham, Swing dan Super Trader yang Benar dan Kapan Waktu Terbaiknya?

﻿﻿Pilih scalping saham, swing trading atau super trader.&nbsp; Mau ganti strategi trading tapi nggak tau timing-nya? Bosen dengan pilihan saham yang itu-itu aja?Di video kali ini, Ms. Ellen May, Found...