<h2 dir="ltr">AS</h2>
Pasar saham Amerika Serikat ditutup variatif pada perdagangan terakhir (17/04) sebelum libur panjang dalam rangka perayaan Jumat Agung. Pergerakan ini mencerminkan ketidakpastian yang masih tinggi di kalangan investor, terutama terkait isu perang dagang AS&ndash;China, dinamika kebijakan moneter The Fed, serta kenaikan yield US Treasury.
Berikut kinerja tiga indeks utama Wall Street pada perdagangan Kamis, 17 April 2025:
<ul>
<li dir="ltr">
Dow Jones turun -1,33% atau 527 poin, ditutup di 39.142
</li>
<li dir="ltr">
S&amp;P 500 naik tipis +0,13% atau 7 poin, ke 5.282
</li>
<li dir="ltr">
Nasdaq melemah -0,13% atau 20 poin, ke 16.286
</li>
</ul>
Meskipun Trump sempat menyatakan bahwa tarif impor ke China tidak akan dinaikkan lebih dari rencana saat ini di 245%, dan bahkan membuka ruang negosiasi, pasar tetap gelisah. Ini karena ketegangan dagang sudah memberi tekanan besar terhadap ekspektasi pertumbuhan global.
Lebih jauh, Trump kembali mengkritik keras Ketua The Fed, Jerome Powell, dan menyuarakan niat untuk mencopotnya dari jabatan. Ia juga mendorong agar The Fed segera memangkas suku bunga, karena menurutnya kebijakan moneter saat ini terlalu ketat dan tidak mendukung iklim bisnis.
Di sisi lain, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (Yield US Treasury 10 tahun) ke 4,3% (+0,048 bps) memberi tekanan tambahan ke pasar. Alasannya karena imbal hasil obligasi yang naik sering diartikan sebagai sinyal bahwa suku bunga akan tetap tinggi lebih lama.&nbsp;
Hal ini membuat biaya pinjaman jadi lebih mahal, yang akhirnya bisa menekan pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan. Selain itu, obligasi jadi lebih menarik dibanding saham, sehingga investor cenderung mengalihkan dana dari pasar saham ke pasar obligasi.
<h2 dir="ltr">Asia</h2>
Di kawasan Asia-Pasifik, bursa dibuka bervariasi pada pagi hari ini (21/04). Pelaku pasar memilih bersikap hati-hati sambil menanti pengumuman suku bunga acuan pinjaman (loan prime rate/LPR) dari bank sentral China.
Berikut kondisi pembukaan pasar di beberapa negara:
<ul>
<li dir="ltr">
Nikkei 225 (Jepang) turun -0,43%
</li>
<li dir="ltr">
Topix (Jepang) melemah -0,35%
</li>
<li dir="ltr">
Kospi (Korea Selatan) naik tipis +0,11%
</li>
<li dir="ltr">
Kosdaq (Korea Selatan, saham small cap) relatif stagnan
</li>
<li dir="ltr">
Bursa Hong Kong masih libur karena perayaan Paskah
</li>
</ul>
Hasil rilis data LPR China sesuai ekspektasi. People Bank of China (PBOC) memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga, mempertahankan LPR 1Y di 3,10% dan LPR 5Y di 3,60%.
Suku bunga ini penting karena jadi acuan bagi banyak jenis pinjaman, dari pinjaman bisnis jangka pendek (LPR 1Y) sampai cicilan rumah (LPR 5Y). Harapan sebagian investor adalah ada pemangkasan suku bunga untuk mendorong ekonomi di tengah ketegangan dagang dengan AS dan tekanan terhadap yuan. Tapi PBOC memilih untuk menahan suku bunga, kemungkinan demi menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah arus modal keluar.
Namun bukan cuma soal suku bunga. Saat ini pasar juga memperhatikan rencana stimulus ekonomi ke depan, serta menilai dampak dari stimulus yang sudah dikucurkan sebelumnya. Investor global ingin melihat seberapa kuat ketahanan ekonomi China dalam menghadapi tekanan eksternal. Kalau stimulus yang sudah diberikan mulai terlihat hasilnya, itu bisa meningkatkan kepercayaan pasar dan membawa sentimen positif.
Selain itu, sinyal tekanan dari luar&mdash;khususnya dari arah AS&mdash;juga masih menjadi bayangan bagi pasar Asia. Ketika Trump terus mendorong pemangkasan suku bunga The Fed dan melempar kritik tajam ke Powell, pasar global termasuk Asia ikut bergetar, karena kebijakan moneter AS bisa berdampak luas terhadap aliran modal dan stabilitas nilai tukar di kawasan.
emtrade.id/disclaimer Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.

sentimen

Update Bursa AS dan Asia 21 April 2025

Investasi Saham BBRI Sekarang, Kenapa Harus Punya?

Yuk yang masih banyak pertanyaan soal BBRI, di video berikut Ms. Ellen May akan berbagi insight alasan kenapa saham BBRI masih menarik buat dibeli sekarang. 

Yuk yang masih banyak pertanyaan soal BBRI, di video berikut Ms. Ellen May akan berbagi insight alasan kenapa saham BBRI masih menarik buat dibeli sekarang. Klik dan tonton videonya sampai selesai ya!

Fee Sekuritas Beli Jual Saham, Mana yang Murah?

Mau mulai investasi saham? Sekuritas mana yang menawarkan fee murah? Temukan jawabannya di video ini!

Battle sekuritas saham di Indonesia, mana yang murah?

Cara Pilih Sekuritas Saham Terbaik

Fee Sekuritas Saham, Mana Paling Murah?

Siap terjun ke dunia saham? Sebelum serbu beli saham, kamu harus tau dulu dong gimana caranya pilih sekuritas yang oke punya. Perusahaan sekuritas itu kayak gatekeeper-mu ke pasar saham. Gimana cara pilihnya? Tonton di sini!

Scalping, Swing Trading, Super Trader: Mana yang Terbaik?

Strategi scapling, swing trading dan super trader, kapan sih timing yang pas buat pakai ketiganya dalam saham?

Cara Scalping Saham, Swing dan Super Trader yang Benar dan Kapan Waktu Terbaiknya?

﻿﻿Pilih scalping saham, swing trading atau super trader.&nbsp; Mau ganti strategi trading tapi nggak tau timing-nya? Bosen dengan pilihan saham yang itu-itu aja?Di video kali ini, Ms. Ellen May, Found...