Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Kilas Balik Pasar Saham 2022: Nikel dan Kendaraan Listrik Jadi Primadona?

22 Des 2022, 15:02 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image
Setelah artikel sebelumnya bahas kisah saham batu bara dan CPO di tahun 2022, kali ini kita akan mengupas tuntas hal-hal yang terjadi di market yang berkaitan dengan sektor nikel. Nah, supaya strategi trading dan investasi tahun depan lebih mantap dan terarah, pastikan kamu simak ulasannya di bawah ini, ya!

Emiten yang Ekspansi ke Bisnis Nikel dan Kendaraan Listrik

Tren kendaraan listrik yang terjadi di tahun 2022 menjadi gebrakan bagi Indonesia sebagai produsen nikel untuk mulai ambil peluang. Beberapa emiten gencar melakukan ekspansi ke bisnis nikel maupun kendaraan listrik sepanjang tahun ini. Beberapa di antaranya adalah:

  • MDKA: Modal sebesar Rp5,37 triliun dikucurkan MDKA untuk ekspansi ke bisnis baterai kendaraan listrik dan nikel. Emiten pertambangan logam ini mengakuisisi tambang nikel PT Provident Capital Indonesia melalui anak usahanya PT Batutua Tambang Abadi (BTA).

  • UNTR: UNTR melalui perusahaan terkendalinya, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) mengambil alih dua perusahaan nikel, yaitu PT Stargate Pacific Resources dan PT Stargate Mineral Asia. Perseroan mengucurkan modal total sebesar Rp4,27 triliun.

  • TOBA: Bekerja sama dengan Gogoro dan GOTO untuk ekosistem kendaraan listrik. Nantinya akan menghasilkan pabrik pembuatan baterai, hingga ke pengembangan industry kendaraan listrik roda 4, roda 2, dan bus listrik.

Beberapa emiten yang baru ekspansi ke bisnis nikel pun sudah mulai merasakan dampaknya ke laba bersih seperti:

  • HRUM: Mendapatkan bagian laba dari PT Infei Metal Industry senilai US$22,41 juta pada Q3/2022.

  • MDKA: Pendapatan dari Merdeka Battery Materials senilai US$255,43 juta di mana persentasenya menjadi yang terbesar dari segmen lainnya.

Baca juga: Emiten Right Issue, Sebaiknya Tebus atau Tidak? Begini Cara Menentukannya

Indonesia Kalah dalam Gugatan Uni Eropa

Adapun sentimen dari World Trade Organization (WTO) yang menyatakan Indonesia kalah atas gugatan Uni Eropa terkait ketentuan larangan ekspor bijih nikel tahun 2020 lalu. Seperti diketahui, nikel menjadi salah satu sumber daya alam kebanggaan Indonesia yang saat ini dibutuhkan untuk transisi energi.

Deretan dampaknya:

  • Jika larangan ekspor dicabut, perusahaan nikel di Indonesia akan mendapatkan sumber pendapatan baru dari menjual bijih nikel ke pasar ekspor yang sebelumnya dilarang. Sehingga akan cenderung memiliki dampak positif bagi emiten.

  • Hilirasi metal akan terus berjalan. Pemerintah masih bisa memberikan intervensi lain seperti bea ekspor yang dinaikkan atau insentif pajak untuk menjaga persediaan dalam negeri bisa memenuhi untuk hilirisasi. 

Di sisi lain, foreign direct investment atau penanaman modal asing di Indonesia pada 9 bulan pertama 2022 mencapai Rp893 triliun, tertinggi yang pernah dicapai, Di mana 50%-nya merupakan investasi ke proyek hilirisasi nikel dan metal lain. Hal ini menggambarkan komitmen investor sudah besar untuk hilirisasi ini, Sehingga besar kemungkinan akan terus berjalan.

  • Sejauh ini pemerintah masih bertekat untuk mempertahankan kebijakan larangan ekspor tersebut, sehingga proses gugatan banding ke WTO masih akan berjalan. Selama proses tersebut Indonesia akan mempertahankan kebijakan larangan ekspor tetap berlaku.

Baca juga: 5 Golden Rules Money Management Saham Supaya Cuan Maksimal

Wacana Subsidi Kendaraan Listrik

Baru-baru ini muncul wacana subsidi kendaraan listrik dari pemerintah. Rencananya, dana yang disiapkan mencapai Rp5 triliun untuk motor listrik, mobil listrik, dan bus.

Hal ini dilakukan agar kendaraan listrik di Indonesia mencapai target sebesar 20% pada tahun 2025 atau setara dengan 400 ribu unit. Sehingga pemerintah berupaya untuk menerapkan insentif berupa pembatasan harga jual atau price cap. Namun, tidak semua mobil listrik bisa mendapatkan subsidi terutama bagi orang mampu.

Subsidi mobil listrik sebesar Rp80 juta, mobil hybrid Rp40 juta, motor listrik Rp8 juta jika pembelian baru, dan motor konversi menjadi motor listrik Rp5 juta. Hingga hari ini wacana tersebut masih digodok.

Baca juga: Hati-Hati Terjebak! Ini Cara Tahu Bid-Offer Palsu

Mau tahu peluang trading saham-saham terkait nikel dan kendaraan listrik ke depannya? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi